TRIBUNNEWS.COM - Kisah benci tapi cinta jilid II akan terjadi jika transfer Romelu Lukaku ke AS Roma terealisasi.
AS Roma tengah kejar tayang menyukseskan kepindahan Romelu Lukaku jelang ditutupnya bursa transfer musim panas 1 September mendatang.
Romelu Lukaku disebut berpeluang kuat untuk membela AS Roma di musim 2023/2024 setelah mengalami penolakan dari Juventus, AC Milan dan Inter Milan.
Menariknya, Lukaku akan bereuni dengan Jose Mourinho kali ketiga jika kepindahan mantan pemain Inter Milan ke Olimpico Stadium terwujud.
Baca juga: Awas Ketikung AS Roma, AC Milan Kudu Sat-set Dekati Mason Greenwood yang Dicampakkan MU
Situasi Lukaku bersama Chelsea memang kian tak menentu. Kendati demikian, hal itu tak membuat penggawa tImnas Belgia sepi peminat.
AS Roma, menjadi klub anyar yang memantau sang pemain saat mereka ingin menambah daya gedor serangan.
Roma tampaknya tak gegabah dan menunggu hingga penutupan bursa transfer sebelum membuat langkah untuk mendapatkan pemain Timnas Belgia itu.
Seperti yang diketahui, Chelsea terjebak dengan Lukaku, di mana situasi sang pemain yang banjir dengan peminat tetapi hingga kini belum ada tawaran yang sanggup memuaskan The Blues.
Inter Milan ingin mengontraknya secara permanen setelah masa peminjamannya, namun kesepakatan tersebut gagal karena ia telah berbicara dengan Juventus.
Namun, Bianconeri tidak memiliki uang untuk mendanai kepindahannya dan berusaha meyakinkan Chelsea untuk memberikan 30 juta poundsterling dan Lukaku untuk Dusan Vlahovic.
Tottenham Hotspur telah menunjukkan ketertarikan pada mantan penyerang Manchester United tersebut namun belum melakukan pergerakan.
Terbaru diwartakan Il Tempo, dilansir Cult of Calcio, AS Roma akan berharap tidak ada klub yang akan mengejar Lukaku saat ini. Mereka berencana untuk bergerak di jam-jam terakhir bursa transfer ketika Chelsea memiliki pilihan yang terbatas.
Mereka hampir menyelesaikan kesepakatan dengan Atalanta untuk mendatangkan Duvan Zapata. Sang penyerang asal Kolombia siap untuk bergabung dengan tim asal Roma tersebut.
Giallorossi telah berusaha untuk menambahkan seorang penyerang ke dalam skuad Jose Mourinho, dengan sang pelatih semakin membutuhkannya setelah cedera jangka panjang yang menimpa Tammy Abraham.
Benci Tapi Cinta Lukaku dan Mourinho
Romelu Lukaku mengaku punya hubungan yang cukup kompleks dengan pelatih asal Portugal, Jose Mourinho.
Ia pernah begitu membencinya dan menjadi saling akrab beberapa tahun setelahnya.
Momen pertemuan Lukaku dan Mourinho untuk pertama kalinya terjadi pada tahun 2013 lalu. Saat itu, keduanya masih memperkuat Chelsea.
Masa-masa tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu mimpi buruk Lukaku dalam karirnya.
Lukaku sudah mencium indikasi bahwa dirinya akan lebih sering duduk di bangku cadangan selama Mourinho memimpin.
Oleh karenanya, ia memilih untuk bergabung dengan Everton jelang penutupan bursa transfer musim panas di tahun yang sama.
Beberapa lama berselang, tepatnya di tahun 2017 lalu, keduanya bereuni di Manchester United. Lukaku menjadi bomber utama Mourinho dan berhasil mencetak total 27 gol dari 51 penampilan di semua kompetisi.
Lukaku terlihat seperti anak kesayangan Mourinho selama di Old Trafford. Bahkan, Mourinho seringkali berseteru dengan publik karena lebih memilih mengandalkan Lukaku ketimbang pemain muda, Marcus Rashford.
Namun ternyata, Lukaku dan Mourinho pernah berseteru hebat saat masih di Chelsea dulu. Pada saat itu, ia merasa sudah pantas untuk tampil lebih sering bersama skuat inti. Sementara Mourinho ingin dia lebih bersabar.
"Saya pergi ke West Brom dan tampil apik, saya mencetak 17 gol di umur 19 tahun, lalu saya kembali dan antara saya dan Jose Mourinho, kami tidak berada dalam gelombang yang sama," ujar Lukaku ke Lightharted Podcast, dilansir Metro.
"Saya pikir saya sudah pantas untuk bermain, dia berpikir saya belum siap, jadi kami sepakat bahwa mungkin lebih baik jika saya pergi dan saya pergi lagi (ke Everton), dan tampil apik lagi," lanjutnya.
Kenangan buruk tersebut membekas di benak Lukaku sampai ia pindah ke MU dan bereuni dengannya. Namun, bukannya terjadi perseteruan, keduanya malah tenggelam dalam canda tawa.
"Ya, saat (saya masih di United), saya ingat kami berada di Moskow dua tahun lalu, kami menghadapi CSKA, saya berkata kepadanya, 'Yo, saya sangat ingin membunuh bokong anda', dan kami sama-sama tertawa," tambahnya.
"Saya dan Jose, hubungan kami. Semuanya punya hubungan yang personal dengannya, tapi saya dan dia sering berseteru. Kami saling cekcok, namun saya mencintainya. Saya pikir dia juga mencintai saya, tapi kami selalu berseteru. Selalu," lanjutnya lagi.
"Dia mungkin akan mencela saya, tapi setelahnya saya akan mencela dirinya. Tapi dia adalah orang terbaik saya, dia adalah orang terbaik saya," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)