TRIBUNNEWS.COM- LANGKAH Arsenal memang tak bisa dibilang mulus pada laga pembuka Liga Primer.
Namun, seperti banyak dibilang orang, Arsenal sebagai calon juara harus bisa menang sekali pun tak bisa bermain bagus.
Dan itulah yang dilakukan Arsenal sejauh ini.
The Gunners mengalahkan tantangan berat dari Nottingham Forest 2-1, dan Crystal Palace 1-0 untuk bergabung dengan Brighton, dan Manchester City sebagai tim dengan poin maksimal di awal musim.
Tantangan pasukan Arteta berikutnya adalah derby London kontra Fulham pada pekan ketiga Liga Primer di Stadion Emirates, London, Sabtu (26/8) malam ini.
Di laga terakhir, The Gunners dipaksa bekerja keras di Selhurst Park. Mereka beruntung menang berkat hadiah penalti yang dieksekusi denga mulus oleh Martin Ødegaard.
Laga itu diwarnai dengan diusirnya Takehiro Tomiyasu karena dua kartu kuning.
Arsenal adalah satu-satunya tim dalam sejarah Liga Primer yang memenangkan lebih banyak pertandingan (36) daripada kekalahan mereka (34) ketika seorang pemain dikartu-merah.
Determinasi seperti itu bisa menjadi sangat penting jika mereka ingin menggulingkan City musim ini.
Untuk Derby London nanti malam, para pendukung The Gunners bisa berharap untuk melihat penampilan tim Arteta yang lebih mengalir bebas.
Sejak awal musim lalu, 81 gol di Liga Primer telah dicetak di Stadion Emirates (55 gol untuk Arsenal, 26 kebobolan). Ini menjadikannya rasio gol per pertandingan tertinggi di antara stadion-stadion papan atas mana pun dalam kurun waktu tersebut (4,05).
The Gunners masih akan tetap mengandalkan Eddie Nketiah sebagai ujung tombak, selama Gabriel Jesus masih cedera.
Performa Nketiah sendiri tak terlalu mengecewakan dengan menyumbang satu gol dari dua laga terakhir.
Dia akan bertandem bareng Gabriel Martinelli, dan Bukayo Saka dalam formasi 4-3-3. Mereka trisula yang potensial, karena cepat, dan energik.