TRIBUNNEWS.COM- Ángeles Béja, Ibu dari Ketua Federasi sepak bola Spanyol Luis Rubiales melakukan aksi mogok makan untuk mendukung putranya.
Ketua Federasi sepak bola Spanyol Luis Rubiales mendapat kecaman dari publik Spanyol karena melakukan ciuman bibir kepada pemain timnas Spanyol, Jenni Hermoso.
Di mana-mana, orang mengecam kelakuan dari Ketua Federasi sepak bola Spanyol Luis Rubiales.
Ibu dari Luis Rubialies, Ángeles Béja bersikap berlawanan, dia melakukan mogok makan pada hari Senin untuk mendukung putranya.
Angeles Bejar memulai protesnya di dalam gereja Divina Pastora di kota tepi pantai selatan Motril, dengan mengatakan dia akan melanjutkan protesnya sampai Hermoso mengatakan kebenaran tentang apa yang terjadi, seorang anggota keluarga mengatakan kepada wartawan di luar gereja.
"Ada pelecehan yang tidak adil. Ibunya yang memiliki iman yang dalam, telah mencari perlindungan kepada Tuhan, dia melakukan mogok makan, dia tidak ingin meninggalkan gereja," kata Vanessa Ruiz Bejar, yang merupakan keluarga Rubiales.
"Apa yang terjadi sepertinya tidak adil, dia sudah dikutuk. Sepertinya tidak normal... Kami ingin Jenni mengatakan yang sebenarnya karena dia sudah tiga kali mengubah pernyataannya. Keluarganya sangat menderita."
Rubiales yang berusia 46, dibesarkan di Motril dan ayahnya adalah mantan walikota kota resor tersebut.
FIFA menskors Rubiales pada hari Sabtu setelah dia dengan paksa mencium mulut Hermoso setelah Spanyol memenangkan Piala Dunia Wanita di Australia pada 20 Agustus, yang memicu protes.
Hermoso memposting video di Instagram yang menunjukkan selebrasi di ruang ganti di mana dia menanggapi ejekan rekan satu timnya tentang ciuman itu dengan mengatakan: "Saya tidak menyukainya, eh!" sambil tertawa.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh federasi kemudian mengutip pernyataannya yang mengatakan bahwa ciuman itu adalah "sikap alami dari kasih sayang dan rasa terima kasih".
Namun pada hari Jumat, Hermoso mengatakan tidak pernah dia menyetujui ciuman tersebut menyusul kemenangan 1-0 di final melawan Inggris di Sydney, yang digambarkan Rubiales sebagai “saling, euforia dan suka sama suka”.
"Saya merasa rentan dan menjadi korban penyerangan, tindakan macho yang impulsif, tidak pada tempatnya dan tanpa persetujuan dari saya. Sederhananya, saya tidak dihormati," tambahnya dalam pernyataan di media sosial.