Arsitek asal Jerman ini menyebut jika anak asuhnya memiliki karakteristik yang baik, pasti lebih fokus mencari cara menang.
Skuad berjuluk Macan Kemayoran ini terpancing provokasi tuan rumah sehingga ritme bermain berantakan.
"Menurut saya wajar saja para pemain Persis melakukan provokasi kepada pemain saya karena mereka ingin menghancurkan ritme permainan kami," buka Thomas Doll dikutip dari laman klub.
"Tetapi jika para pemain kami memiliki karakteristik yang bagus dan mampu mengontrol jalannya pertandingan, pasti keributan dan ganjaran kartu kuning dari wasit tidak akan terjadi," tambahnya.
Juru taktik berusia 57 tahun itu berharap bisa melihat para pemain Persija memperlihatkan karakter dan kepercayaan diri yang berbeda di laga-laga berikutnya.
"Saya tidak melihat adanya aura yang bagus dari setiap pemain."
"Mereka pun tidak menunjukkan kepercayaan diri setelah unggul jumlah pemain."
"Mereka lebih sering bermain dengan tatapan menunduk. Maka dari itu kami mendapat hasil imbang melawan Persis,” harap Thomas Doll.
Wajar saja kekecewaan yang dirasakan Thomas Doll, apalagi Persija gagal membawa pulang 3 poin dengan situasi unggul jumlah pemain.
Dengan hasil imbang yang diraih tersebut, Persija kini masih menduduki peringkat 9 dengan 19 poin.
Begitupun Persis yang berada di bawahnya urutan 10 dengan raihan poin sama.
(Tribunnews.com/Ipunk)