Maguire pun berlari ke arah tribun penonton. Fan United, yang selama ini banyak mengkritiknya, berbalik memberikan tepuk tangan meriah. Mereka menyanyikan lagu untuk sang bek.
Maguire tampak menikmati momen tersebut, dan memukul-mukul dadanya sebagai simbol ingin menunjukkan eksistensi dirinya.
"Ini luar biasa. Ketika Anda tidak dalam permainan terbaik Anda, hal itu akan diperhatikan,
tetapi saya sangat bangga dan senang dengan apa yang telah saya lakukan selama enam hingga 12 bulan ini,” kata mantan pemain Leicester itu.
“Saya telah diberi kesempatan dan saya ingin membantu tim, dan mengembalikan klub ke tempat yang seharusnya,” kata Maguire semringah.
Pelatih Erik Ten Hag memuji insiatif sang bek maju ke kotak penalti lawan.
"Kami menciptakan beberapa peluang, tapi kami tidak memanfaatkannya.
Maka baguslah jika seorang bek maju ke depan dan mencetak gol brilian, dengan assist hebat dari Christian Eriksen,” ujar Ten Hag.
Tapi drama di Old Trafford belum selesai. Menit 90+7, hanya beberapa detik sebelum laga berakhir, Kopenhagen mendapat hadiah penalti.
Gara-garanya, Scott McTominay melakukan pelanggaran di kotak terlarang.
Jordan Larsson, yang merupakan anak dari mantan striker United, Henrik Larsson, maju sebagai eksekutor.
Stadion pun menjadi hening. Para penonton menahan napas, menatap ke arah gawang.
Jordan melepaskan tendangan keras ke arah kanan. Dengan gesit, Andre Onana melompat, dan menepis bola ke luar lapangan.
Sang kiper yang banyak dikritik ini pun dielu-elukan, dan tenggelam dalam pelukan rekan-rekannya.