Namun dari dua tembakan tersebut tak ada satu pun yang tepat sasaran mengarah ke gawang.
Selain solid di belakang, Kevin Diks juga terlihat memiliki kemampuan bulid up yang baik.
Hal itu dilihat dari banyaknya umpan-umpan akurat yang ia lepaskan.
Dilansir dari SofaScore, Kevin Diks tercatat melepas 74 umpan (terbanyak kedua di Copenhagen) dengan akurasi 95 persen.
Artinya, kemampuan build-up Kevin Diks cukup bagus.
Jika Kevin Diks benar dinaturalisasi Timnas Indonesia, tentu itu akan menambah kesolidan pertahanan Garuda.
Sejatinya, Kevin Diks berkesempatan untuk mencetak gol melalui tendangan penalti pada lagi tersebut.
Pada masa injury time, Copenhagen mendapat hadiah penalti setelah Scott McTominay dianggap melakukan pelanggaran kepada Mohamed Elyounoussi di kotak terlarang.
Namun sayangnya, momen tersebut gagal dimanfaatkan oleh Copenhagen.
Jordan Larsson yang maju sebagai algojo pun tak mampu menjebol gawang Andre Onana.
Seusai pertandingan, pelatih Copenhagen, Jacob Neestrup mengaku lebih memilih Jordan Larsson karena dia dalam kondisi yang lebih segar ketimbang Kevin Diks.
"Baik dia atau Kevin (Diks) yang akan mengambil penalti, saya memprioritaskan pemain yang segar, dan oleh karena itu dialah (Larsson) yang melakukannya," kata Jacob Neestrup mengutip dari laman resmi FC Copenhagen, Rabu (25/10/2023).
Lebih lanjut, Neestrup tak menyesali keputusan blundernya itu.
Menurutnya, kegagalan merupakan bagian dari permainan sepak bola.