TRIBUNNEWS.COM- Klub Liga Premier, Everton terancam menghadapi hukuman pengurangan 12 poin karena pelanggaran keuangan.
Everton menghadapi pengurangan 12 poin setelah penyelidikan atas dugaan pelanggaran aturan keuangan oleh klub Liga Premier, menurut sebuah laporan pada hari Rabu.
Daily Telegraph mengatakan pimpinan Liga Premier telah meminta komisi independen untuk menjatuhkan sanksi berat kepada Everton.
Ini akan menjadi penalti poin terbesar dalam sejarah kompetisi tersebut.
Kehilangan 12 poin akan membuat Everton minus lima poin di dasar klasemen musim ini.
Pasukan Sean Dyche saat ini berada di peringkat 16 dengan tujuh poin setelah kalah enam kali dari sembilan pertandingan pertama mereka.
Liga Premier melaporkan Everton ke komisi tersebut pada bulan Maret atas dugaan pelanggaran aturan profitabilitas dan keberlanjutan selama periode yang berakhir pada musim 2021-22.
Klub papan atas diizinkan untuk kehilangan maksimum £105 juta ($127 juta) selama periode tiga tahun atau menghadapi sanksi.
Everton mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari berita rujukan tersebut dikonfirmasi:
“Klub dengan tegas menentang tuduhan ketidakpatuhan dan bersama dengan tim ahli independennya sepenuhnya yakin bahwa mereka tetap mematuhi semua peraturan dan regulasi keuangan.
"Everton siap untuk mempertahankan posisinya di hadapan komisi. Selama beberapa tahun, klub telah memberikan informasi kepada Liga Premier secara terbuka dan transparan dan secara sadar memilih untuk bertindak dengan itikad baik sepanjang waktu."
Everton telah mencatat kerugian tahunan selama lima tahun berturut-turut, total lebih dari £430 juta selama periode tersebut.
Klub tersebut menjadi sasaran tawaran pengambilalihan oleh perusahaan investasi swasta Amerika 777 Partners,
yang pekan lalu membantah laporan New York Times bahwa tawarannya terhenti karena kegagalan memberikan informasi kepada Financial Conduct Authority.