TRIBUNNEWS.COM - Kabar kurang mengenakkan datang dari klub rival sekota Liverpool, Everton.
Hal ini terjadi setelah pihak operator liga resmi memberikan sanksi pengurangan 10 poin kepada Everton.
Klub berjuluk The Toffeess tersebut dikurangi 10 poin setelah dinyatakan bersalah melanggar aturan keuangan fair play Liga Premier.
Sanksi merupakan pengurangan poin terbesar dalam sejarah kompetisi tersebut.
Akibat hukuman ini, Everton yang sebelumnya meraih 14 poin kini turun ke peringkat 19 dengan raihan 4 poin.
Everton, yang telah membantah melakukan kesalahan, meyakini bahwa hukuman ini tidak proporsional dan tidak tepat.
Baca juga: Perempat Final Piala Carabao, Chelsea vs Newcastle, Liverpool vs West Ham, Everton vs Fulham
Pihak Everton juga telah memberi tahu liga bahwa mereka bermaksud untuk mengajukan banding.
Klub tersebut juga menyatakan bahwa mereka "terkejut dan kecewa" akan keputusan tersebut.
Leeds, Leicester, dan Burnley sebelumnya telah menulis kepada calon pemilik baru Everton, 777 Partners, bahwa mereka berencana untuk mengajukan gugatan ganti rugi
Ketiga klub yang terdegradasi dalam dua musim terakhir tersebut mengaku tidak terima dengan nasib Everton yang selamat dari relegasi menggunakan cara yang dinilai melanggar FFP.
Kasus Everton dirujuk ke komisi independen setelah audit catatan keuangan klub-klub Liga Premier untuk musim 2021-22.
Tahun lalu, Burnley dan Leeds menulis kepada Liga Premier untuk mempertanyakan apakah Everton telah melanggar aturan.
Baca juga: Aksi Pemain Chelsea Menyusup ke Barisan Manchester City, Cuma Erling Haaland yang Santai
Menurut aturan Liga Premier, klub diizinkan mengalami kerugian maksimal 105 juta Poundsterling selama tiga tahun, dan klub yang melanggar aturan profitabilitas dan keberlanjutan (PSRs) dapat dikenakan denda atau poin dikurangkan.
Everton pun merilis pernyataan sebagai berikut:
"Klub meyakini bahwa komisi telah memberlakukan sanksi olahraga yang benar-benar tidak proporsional dan tidak adil..."
"Everton tetap berpendapat bahwa klub telah terbuka dan transparan dalam informasi yang diberikan kepada Liga Premier dan selalu menghormati integritas proses."
"Klub tidak mengakui temuan bahwa klub gagal bertindak dengan itikad baik yang paling besar dan tidak memahami bahwa ini merupakan tuduhan yang diajukan oleh Liga Premier selama proses berlangsung."
"Sanksi yang diberlakukan oleh komisi sangatlah tidak adil atau merupakan refleksi yang tidak adil dan wajar dari bukti yang diajukan."
"Klub juga akan memantau keputusan yang dibuat dalam kasus-kasus lain yang berkaitan dengan aturan profitabilitas dan keberlanjutan Liga Premier."
Liga Premier juga mengeluarkan pernyataan sebagai berikut:
"Selama proses, klub mengakui bahwa mereka melanggar PSR untuk periode yang berakhir pada musim 2021-22 tetapi sejauh mana pelanggaran itu masih menjadi sengketa.
"Setelah mendengar selama lima hari bulan lalu, komisi menentukan bahwa perhitungan PSR Everton FC untuk periode yang relevan menghasilkan kerugian sebesar 124,5 juta Poundsterling."
"Sebagaimana diklaim oleh Liga Premier, yang melebihi ambang batas 105 juta Poundsterlingyang diizinkan dalam PSR."
(Tribunnews.com/Bobby)