TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Newcastle Eddie Howe buka suara soal drama VAR yang berujung pada kontroversi penalti Paris Saint Germain (PSG) pada matchday kelima Liga Champions, Rabu (29/11/2023).
Kemenangan Newcastle atas PSG dibuyarkan lewat penalti Kylian Mbappe di penghujung pertandingam (90+8').
The Magpies sejatinya unggul lebih dulu sejak menit ke 24'. Namun di penghujung laga, wasit asal Polandia Szymon Marciniak memberikan hadiah penalti untuk PSG.
Para pemain PSG mengepung sang wasit dan meminta hadiah penalti setelah tangan bek Newcastle Tino Livramento menyentuh bola.
Szymon Marciniak yang merupakan wasit final Liga Champions musim lalu ini pun kemudian meninjau VAR untuk memastikan apakah benar terjadi handball yang valid.
Setelah pengecakan VAR, wasit yang juga memimpin final Piala Dunia 2022 ini akhirnya memberikan hadiah penalti untuk PSG.
Baca juga: Newcastle Dirampok Wasit, Kontroversi VAR Warnai Hasil Imbang 1-1 Lawan PSG, Asa ke 16 Besar Terjal
Hadiah penalti ini menjadi kontroversial karena dalam video tayangan ulang jelas bahwa bola umpan dari Ousmane Dembele membentur dada terlebih dulu sebelum mengenai lengan Tino Livramento.
Menurut aturan, seharusnya handball itu tidak dianggap valid untuk diberikan penalti.
Pelatih Newcastle Eddie Howe menyayangkan keputusan memberikan penalti kepada PSG.
"Menurut pendapat saya, itu bukanlah keputusan yang tepat," kata Howe, dikutip dari Sky Sports.
"Banyak sekali hal yang harus diperhatikan saat itu, kecepatannya dulu. Itu adalah pantulan yang ketika diperlambat, terlihat sangat berbeda dengan siaran langsung," sambungnya.
“Bolanya lebih dulu mengenai dadanya, lalu muncul dan mengenai tangannya. Tapi tangannya tidak dalam posisi yang tidak wajar, mereka [tangannya] turun di samping, tapi dia dalam gerakan berlari.
"Saya merasa ini adalah keputusan yang buruk dan sangat membuat kami frustrasi karena Anda tahu betapa sedikitnya waktu yang tersisa dalam permainan ini. Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk mengatasinya sekarang," ujar Howe.
Meski begitu, Eddie Howe mengatakan dirinya hanya bisa legawa atas keputusan wasit yang menjadi pemimpin laga final Liga Champions musim lalu dan final Piala Dunia 2022 ini.
Howe tampak berusaha mengendalikan emosinya meskipun jelas tidak setuju dengan keputusan penting tersebut. Ia takut dikenakan hukuman karena mengkritik keputusan wasit.
Pelatih 46 tahun itu tak mau bernasib sama dengan Mikel Arteta yang kini menerima tuduhan dari Asosiasi Sepak Bola atas komentar yang dibuat setelah timnya kalah 1-0 di Newcastle awal bulan ini.
Meski berakhir dengan hasil imbang, Howe senang dengan permainan yang ditunjukkan oleh permainnya.
"Saya masih bisa menerimanya. Saya merasa sangat datar namun di saat yang sama sangat senang dengan apa yang diberikan para pemain hari ini. Komitmen, eksekusi mereka," ujar Howe saat berbicara kepada TNT Sports.
"Kami memanfaatkan keberuntungan kami. Kami kehabisan keberuntungan pada akhirnya. Saya tidak berpikir itu adalah penalti," kata dia.
“Bukan penalti kalau mengenai dadanya terlebih dahulu lalu mengenai tangannya yang rendah. Saya tidak boleh menyimpulkannya."
"Saya tidak bisa mengatakan pikiran batin saya dengan jelas [saya akan mendapat masalah]," terang Howe.
Baca juga: Syarat AC Milan Bisa Lolos ke 16 Besar Liga Champions: Menang Lawan Newcastle, Hasil PSG Jadi Kunci
Masih Ada Harapan ke 16 Besar
Skor akhir 1-1 membuat Newcastle kini menempati peringkat tiga klasemen grup F dengan lima poin, sedangkan PSG di posisi kedua terpaut dua poin.
Newcastle memang masih memiliki harapan untuk lolos ke 16 besar, dengan syarat bisa menang melawan AC Milan.
Tapi kelolosan mereka juga bergantung pada hasil yang diraih PSG di laga terakhir. Jika PSG menang mewalan Borussia Dortmund, maka harapan Newcastle untuk ke fase gugur pun bakal kandas.
Adapun posisi puncak klasemen saat ini diisi oleh Borussia yang memimpim dengan 10 poin yang memastikan tiket ke 16 besar.
Laga terakhir bakal menjadi penentuan bagi 3 tim tersebut, PSG, Newcastle, serta AC Milan yang juga mengemas 5 poin di dasar klasemen.
“Saat pengundian keluar, itu adalah 'grup maut' dan saya rasa tidak banyak orang yang memberi kami peluang untuk lolos dan duduk di sini sekarang."
"Saya sedikit frustrasi karena itu tidak ada di tangan kami karena ketika saya melihat kembali dua pertandingan Dortmund, saya merasa kami seharusnya bisa tampil lebih baik di pertandingan tersebut," ujar Howe.
(Tribunnews.com/Tio)