Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, sangat geram kepada para pemainnya usai melawan Persebaya Surabaya.
Dalam duel pekan ke-22 itu sejatinya Macan Kemayoran - julukan Persija, bisa memegang kendali permainan pada 15 menit pertama.
Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, beberapa saat kemudia pemain Persija lambat laun mulai melakukan kesalahan individual.
Thomas Doll sejatinya mengatakan bahwa kesalahan individual sejatinya bukan inti dari kegagalan Persija meraih kemenangan dari Persebaya.
Pelatih asal Jerman itu tak senang degan mentalitas pemainnya yang terkadang takut dan ragu untuk mengambil keputusana.
"Saya tumbuh besar di Jerman, sebelum pergi ke lapangan, mentalitas adalah yang pertama," kata Thomas Doll.
"Ketika mentalitas kuat bukan berarti pemain tidak melakukan kesalahan, seluruh pesepak bola di dunia melakukan kesalahan, tapi jangan menjadi pemain yang takut, karena itu tidak perlu," paparnya.
Thomas Doll yang telah memimpin Persija selama 1,5 musim itu pun mengaku heran dengan para pemainnya.
"Saya tidak tahu, apakah pemain bisa belajar dari hal ini atau memang level mereka sebatas itu, karena saya sudah 1,5 tahun di sini," kata pelatih berusia 57 tahun itu.
Menanggapi kesalahan-kesalahan tersebut, Thomas Doll pun sampai mengatakan bahwa pemainnya membutuhkan psikolog olahraga.
Dengan kehadiran psikolog olahraga, pelatih asal Jerman itu berharap para pemain Persija, khususnya pemain bertahannya, bisa lebih berani membangun serangan.
"Mungkin kami membutuhkan psikolog olahraga, mungkin pemain bisa bekerja dengan seseorang untuk bisa lebih berani," ucap Thomas.
"Ketika kamu melakukan kesalahan umpan, tidak akan ada yang memukul kepala atau menangkapmu, atau marah, karena kamu berusaha untuk itu, tapi ketika kamu tidak mencobanya, ya maka akan seperti ini, banyak pemain yang harus merubah ini," tegas Thomas, menirukan ucapannya kepada pemain Persija.