TRIBUNNEWS.COM - Juventus dan AC Milan terancam denda triliunan Rupiah jika tak mengikuti proyek European Super League (ESL), tetapi Inter Milan lolos dari sanksi. Mengapa demikian?
Juventus dan AC Milan diketahui menjadi bagian dari tim proyek ESL yang dirancang pada tahun 2021, sebelum akhirnya gagal bergulir.
Baru-baru ini, Mahkamah Eropa mengetok palu bahwa UEFA dan FIFA melanggar hukum persaingan Uni Eropa saat melarang pembentukan Liga Super Eropa, Kamis (21/12/2023).
Baca juga: Komentar Ancelotti soal Liga Super Eropa, Dukung Real Madrid demi Hapuskan Monopoli di Sepakbola
Keputusan bersejarah ini pun menjadi kemenangan besar bagi European Super League, yang proposalnya diajukan oleh klub-klub raksasa Eropa seperti Real Madrid, Barcelona, Manchester United, Arsenal, serta klub-klub Liga Inggris lainnya.
Duo klub elite LaLiga itu berpegang teguh untuk menyelesaikan pembentukan kompetisi breakaway tersebut, tetapi para raksasa Liga Inggris memilih mundur usai mendapat kecaman keras dari kalangan suporter.
Barca dan Madrid kekeh untuk menggulirkan European Super League, mengingat keuntungan finansial yang diperoleh sangatlah besar.
Los Blancos dan Blaugrana berpotensi mendapatkan bonus loyalitas sebesar €1 miliar (Rp17 triliun).
Hal ini berbanding terbalik dengan tim-tim yang menyatakan mundur dari proyek European Super League.
Mereka tak bisa begitu saja meninggalkan ESL yang dianggap sebagai mega proyek tandingan Liga Champions milik UEFA.
Diwartakan laman Tuttomercatoweb, tim-tim yang meninggalkan ESL akan dikenai denda dengan jumlah fantastis. Seperti halnya AC Milan dan Juventus sebagai perwakilan Italia, yang sebelumnya menjadi anggota di turnemen tersebut.
Tim-tim yang mundur, termasuk klub Liga Inggris seperti Arsenal, Manchester United, dan Tottenham Hotspur akan dikenai denda €300 juta (£260 juta/Rp5,1 triliun).
Lantas yang menjadi pertanyaan, mengapa Inter Milan bisa lolos dari sanksi tersebut.
Padahal pada awal dibentuknya ESL, Nerazzurri menjadi tim Serie A, selain Milan dan Juve, menjadi anggota dalam turnamen yang digagas oleh mantan presiden Bianconeri, Andrea Agnelli.
Dilaporkan Get Football Italy News, Inter Milan tidak dibayangi denda yang mencapai triliunan Rupiah dikarenakan pada proses registrasinya belum tuntas.