TRIBUNNEWS.COM - Munculnya lagi wacana Liga Super Eropa atau ESL membuat dua klub Liga Spanyol, Barcelona dan Real Madrid mencuat.
Pasalnya hanya Real Madrid dan Barcelona saja yang masih memiliki pendirian untuk bergabung dengan proyek ESL.
Secara umum, ESL menjadi musuh bersama para suporter sepak bola yang ada di Eropa.
Hal itu pernah mereka tunjukkan ketika banyak klub besar Eropa yang mulanya bersedia menjadi bagian dari ESL.
Baca juga: Luis Suarez Reuni dengan Lionel Messi, Era Baru dari Kejayaan Barcelona untuk Inter Miami
Protes besar-besaran yang dilakukan pada akhirnya membuat niat bulat para klub besar rontok.
Kembali lagi, hanya Real Madrid dan Barcelona saja yang tak tersentuh gelombang protes anti-ESL.
Beberapa kali pula pihak UEFA mengancam kedua klub besar Liga Spanyol itu.
Risiko terbesar barangkali soal terganggunya keikutsertaan mereka di Liga Champions Eropa nantinya.
Namun menurut koran terbitan Jerman, Die Welt, bukan proyek ESL yang menjadi ancaman bagi Barcelona di Liga Champions edisi mendatang.
Justru masalah klasik mereka sendiri yang bisa mengancam kepentingan Blaugrana ke depan.
Die Welt melansir Barcelona bisa terjegal oleh masalah finansial yang masih membelenggu tim asal Catalan ini.
Laporan keuangan super optimis yang dirilis beberapa waktu lalu tak bisa menjadi solusi.
Pasalnya dana besar yang mereka dapatkan itu berasal dari penjualan aset.
Menurut Die Welt, beberapa anggota Komite Eksekutif UEFA terbelah soal hasil pendapatan tersebut.