TRIBUNNEWS.COM - Xavi Hernandez memutuskan akan meninggalkan Barcelona pada akhir musim ini.
Pengumuman itu disampaikan Xavi setelah kekalahan Barcelona dari Villarreal di Liga Spanyol pekan ke-21, Minggu (28/1/2024).
Barcelona secara mengejutkan kalah dengan skor dramatis 3-5 setelah dua gol terjadi di masa injury tim yang kemudian memenangkan Villarreal.
Meski masih aktif dalam perburuan gelar juara, dan lolos ke babak 16 besar Liga Champions, Barcelona bisa mengakhiri musim tanpa trofi.
“Saya ingin mengumumkan bahwa pada tanggal 30 Juni saya tidak akan terus menjabat sebagai pelatih," kata Xavi dalam konferensi pers pasca-laga, dikutip dari Marca.
“Saya pikir situasinya perlu berubah arah, dan sebagai seorang cules, saya tidak bisa membiarkan situasi saat ini,” sambungnya.
Xavi menambahkan bahwa dia membuat keputusan itu 'beberapa hari yang lalu', dan meskipun kekalahan telak dari Villarreal menjadi alasan baginya untuk mengumumkan keputusan tersebut, dia 'akan segera mengambil' keputusan tersebut.
"Saya telah memutuskannya beberapa hari yang lalu. Ini adalah momennya. Klub membutuhkan perubahan dinamis. Memikirkan tentang klub, tentang para pemain. mereka bermain dengan terlalu banyak ketegangan. Hal terbaik adalah pergi," ujarnya.
Xavi menjadi pelatih Barcelona sejak November 2021 setelah meniggalkan klub Qatar Al Sadd. Pelatih 44 tahun ini membawa Barcelona meraih gelar LaLiga di musim penuh pertamanya 2022/2023.
Namun belakangan ini tekanan pada dirinya meningkat setelah rentetan hasil minor yang diraih Barcelona.
Dengan kekalahan dari Villarreal ini, Barca kini terpaut 10 poin dari pemimpin klasemen LaLiga, Real Madrid.
Baca juga: Hasil Klasemen Liga Spanyol - Barcelona Tertinggal 10 Poin, Real Madrid Masih Kepanasan di Puncak
Barca sebelumnya juga telah tersingkir dari Supercopa dan Copa del Rey bulan ini.
Dan kini, kekalahan 3-5 dari Villarreal ini adalah satu rekor buruk lainnya, untuk pertama kalinya Barca kebobolan lima gol dalam pertandingan kandang LaLiga sejak Januari 1963.
Ini juga pertama kalinya sejak 1951 mereka kebobolan empat gol atau lebih dalam pertandingan berturut-turut.