TRIBUNNEWS.COM - AC Milan benar-benar dalam masalah besar di Liga Italia musim 2023/2024. Perbandingan kontras lini pertahanan AC Milan yang membuat klub sekota Inter Milan ini bak bermuka dua
Tren kebobolan AC Milan terus berlanjut saat Rossoneri bermain imbang 2-2 di kandang melawan Bologna pada Minggu, (28/1/2024) lalu.
Meskipun unggul dua gol dari Ruben Loftus-Cheek, AC Milan harus puas dengan satu poin setelah Bologna menyamakan kedudukan di menit-menit akhir melalui tendangan penalti Riccardo Orsolini.
Faktanya, satu poin yang diraih AC Milan saat berlaga di depan publiknya sendiri semakin memperburuk itra pertahanan skuad asuhan Stefano Pioli. Tak hanya buruk, namun juga busuk.
Bagaimana tidak, jumlah kebobolan AC Milan jauh lebih banyak ketimbang jumlah pertandingan yang sudah mereka lakoni.
Berdasarkan data yang dirangkum laman SempreMilan, kebobolan dua gol dalam pertandingan tersebut membuat total kebobolan gol AC Milan mencapai 25 dalam 22 pertandingan Serie A musim ini.
Statistik tersebut menunjukkan ada yang tidak berjalan di lini pertahanan AC Milan.
Kehilangan Fikayo Tomori akibat cedera, membuat pertahanan Il Diavolo Rosso bak tanpa kendali permainan.
Kehadiran pemain senior Simon Kjaer, tidak bisa memberikan dampak instan untuk menjawab rapuhnya lini belakang Rossoneri.
Bahkan jika dihitung juga dengan enam pertandingan Liga Champions dan dua pertandingan Coppa Italia, jumlah kebobolannya mencapai 36 gol dalam 30 pertandingan.
Secara praktis, ini berarti AC Milan kebobolan lebih dari satu gol per pertandingan.
Baca juga: Adu Prestasi AC Milan dan Inter Milan, Nasib Inzaghi Lebih Mujur dari Pioli
Kondisi menciptakan situasi di mana skuad asuhan Stefano Pioli seringkali harus mengawali pertandingan seolah-olah sudah tertinggal satu gol. Perlu diperhatikan juga bahwa ada ketidakseimbangan antara kebobolan gol di babak pertama dan babak kedua.
Dari total 25 gol kebobolan dalam Liga Italia, hanya 8 gol yang terjadi di babak pertama, sementara sisanya, sebanyak 17 gol, kebobolan di babak kedua.
Hal ini menciptakan gambaran tim yang tampil bermuka dua dan menunjukkan kesulitan yang dihadapiĀ AC MilanĀ dalam menjaga stabilitas pertahanan mereka.