TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong membongkar tabiat awal pemain skuad Garuda saat pertama kali ia temui.
Menurut Shin Tae-yong, ada beberapa tabiat pemain Timnas Indonesia yang paling sulit diubah.
Hal tersebut diungkap Shin Tae-yong pada media Korea Selatan, hankookilbo.
Coach Shin membongkar saat pertama kali memanggil pemain, ada saja alasan pemain yang bersangkutan untuk menolak panggilan Timnas Indonesia.
Menurut pelatih asal Korea Selatan tersebut, sikap pemain yang tak semangat membela Timnas Indonesia haruslah dibenahi.
"Saat pertama kali saya menangani Timnas Indonesia, saya memanggil pemain."
"Tetapi beberapa di antaranya tidak datang. Timnya bilang pasti dikirim, tetapi dua hari langsung hilang kontak," jelas Shin Tae-yong.
"Lalu saya bertanya pada rekan satu timnya. Dia berkata 'saya sakit dan tidak bisa datang'," jelas Shin Tae-yong.
Meski di awal sangat sulit mendapatkan pemain lengkap, perlahan-lahan para pemain memiliki ambisi untuk bergabung dengan Timnas Indonesia.
"Dulu selalu seperti itu, tapi ketika saya menjabat, sistemnya berubah total," tambahnya.
Baca juga: Geger Pernyataan Shin Tae-yong, Banyak Dapatkan Tawaran dari Negara Lain, Begini Kata Exco PSSI
Tak hanya itu kesulitan STY, pelatih berusia 53 tahun tersebut mengungkapkan kelemahan pemain Timnas Indonesia yang tak punya semangat.
Kemalasan pemain terlihat ketika ada seruan untuk berkumpul di lapangan. Staf kepelatihan harus menunggu 10-20 menit sampai para pemain merapat.
"Indonesia memiliki indeks kebahagiaan yang tinggi, sehingga para pemain juga tidak mau berusaha untuk keluar menghadapi situasi sulit," tambah STY.
"Mengubah pola pikir ini adalah hal yang paling sulit. Pada akhirnya, saya pikir para pemain baru menunjukkan semangat juangnya akhir-akhir ini."
"Perjuangan mereka terbayar dengan penampilan bagus di Piala Asia (2023)," jelas Shin Tae-yong.
Pada kesempatan yang sama, Shin Tae-yong mengungkapkan bagaimana cara menghadapi pemain Timnas Indonesia.
Ada aturan khusus bagi pemain untuk menjaga marwahnya sebagai pelatih.
Shin Tae-yong menekankan tiga hal bagi para pemain Timnas Indonesia.
"Pertama-tama saya mengatakan kepada mereka untuk tidak berbohong. Saya mengancam, tidak akan pernah mentolerir sebuah kebohongan," ungkap Shin Tae-yong.
"Saya juga mengatakan kepada mereka untuk mengakui kesalahannya. Akui saja dan jangan pernah melakukannya lagi."
"Mereka bisa membuat satu kesalahan namun jika kesalahan yang sama terjadi lagi, itu adalah kebiasaan. Titik itu membuat mereka mengerti dan mengubah pola pikir mereka sebagai pemain," jelasnya.
Baca juga: Shin Tae-yong Terang-terangan Ungkap Perbedaan Melatih Timnas Indonesia dan Korea Selatan
Shin Tae-yong Ungkap Perbedaan Melatih Timnas Indonesia dan Korea Selatan
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong mengungkapkan perbedaan saat melatih Korea Selatan dan Skuad Garuda.
Yap, sebelum melatih Timnas Indonesia saat ini, Shin Tae-yong memang menjadi jurut taktik Korea Selatan.
Penampilannya saat mengalahkan Jerman 2-0 pada babak fase grup Piala Dunia 2018 sempat menjadi sorotan.
Selepas mengawal Korea Selatan di Piala Dunia 2018, Shin Tae-yong mencoba keberuntungan melatih Timnas Indonesia pada pertengahan tahun 2020 hingga detik ini.
Melatih Korea Selatan dan Timnas Indonesia tentu menjadi sebuah perbedaan yang signifikan.
Selain iklim, gaya permainannya pun juga terlihat berbeda.
Menanggapi hal itu, Shin Tae-yong menjelaskan perbedaan antara saat melatih Timnas Indonesia dan Korea Selatan.
Shin Tae-yong mengatakan dia menyadari bahwa agama adalah prioritas utama dalam budaya Indonesia.
Menurutnya, Shin Tae-yong tetap menghormati aturan agama ketimbang mengutamakan jadwal latihan.
“Saya berusaha untuk tidak menyentuh masalah agama bahkan 1 persen pun."
"Negara ini 70-80 persen penduduknya beragama Islam. Anda tidak dapat berkompetisi pada hari-hari ketika ada kebaktian Jumat," ungkap Shin Tae-yong, dikutip dari Sports Khan.
Baca juga: Kontrak di Timnas Indonesia Segera Habis, Shin Tae-yong Akui Tak Mau Latih Tim ASEAN Lagi
Namun seiring berjalannya waktu, Shin Tae-yong mulai mengerti akan hal itu.
“Tetapi saya menyuruhnya melakukannya jika menurutnya lebih mudah untuk berdoa dan bermain," ucap pelatih asal Korea Selatan itu.
Lebih detail, Shin Tae-yong juga menjelaskan perbedaan kedisiplinan waktu antara Timnas Indonesia dan Korea Selatan.
Menurutnya, pemain Korea Selatan lebih disiplin waktu saat latihan ketimbang Indonesia.
“Berbeda dengan pemain Korea yang tiba di tempat latihan dan bersiap dalam waktu 2-3 menit."
"Pemain Indonesia tidak keluar bahkan setelah 10 atau 15 menit dan lebih santai," jelas pelatih Timnas Indoneisa itu.
"Jadi mereka bergerak cepat dari pelatihan untuk waktu mandi hingga waktu makan. Saya menetapkan jadwal sehingga itu harus terjadi."
“Butuh empat tahun untuk mengubah konstitusi saya seperti itu," kata dia.
Shin Tae-yong juga menyadari Indonesia yang gemar memakan gorengan turut melarang pemainnya untuk mengonsumsi.
Hal itu dikarenakan dapat menurunkan daya tahan tubuh.
"Mengonsumsi gorengan khususnya tidak boleh dilakukan karena dapat menurunkan daya tahan tubuh."
“Saya mencoba mengubah kebiasaan makan itu,” katanya.
Setelah berhasil meloloskan Timnas Indonesia ke babak 16 besar Piala Asia 2023 untuk pertama kalinya, Shin Tae-yong kini mempunyai misi selanjutnya.
Yakni, meloloskan Timnas U23 Indonesia ke babak 8 besar Piala Asia U23.
Hal itu sekaligus menjadi syarat Shin Tae-yong agar diperpanjang kontraknya dengan Timnas Indonesia.
Selain itu, Shin Tae-yong mempunyai misi lainnya untuk meloloskan Timnas Indonesia ke tahap selanjutnya di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Diketahui, Timnas Indonesia saat ini nangkring di papan bawah Grup F dengan hanya mengemas satu poin setelah mengalami kekalahan 5-1 atas Irak dan imbang 1-1 atas Filipina.
"Menurutku itu tidak mustahil. Ada tiga pertandingan kandang tersisa di babak kualifikasi kedua Piala Dunia. tidak terlalu buruk jadi patut dicoba," pungkas Shin Tae-yong.
Adapun laga selanjutnya di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Timnas Indonesia akan berhadapan dengan Vietnam dua kali pada bulan Maret 2024.
(Tribunnews.com/Siti N, Ali)