Di lain sisi, dirinya yang kini masih berusia 25 tahun ingin terus belajar lebih dalam soal sepakbola yang tentunya dibalut dengan pengetahuannya di bidang hukum.
Bahkan ia menyebut, sepakbola adalah aktivitas yang tak akan pernah tergantikan meskipun sudah ada kemajuan teknologi.
“Bola ini menarik karena stakeholdernya besar, prestasi sudah lumayan meningkat kalau sekarang. Kita melihat industrinya juga sudah besar, daripada cabor lain. Jadi saya melihat ini suatu opportunity buat saya, dimana passion saya olahraga dan saya insha Allah kuasai hukumnya dan juga tinggal belajar nih industrinya gimana. Apa yang bisa saya kembangi, apalagi masih spririt anak muda, masih bergejolak ya, jadi pengen maksimal,” ujar Sabina.
“Jadi di sepakbola ini saya mau belajar semua hal. Saya pelajari semua regulasi. Tugas utama saya jadi PR cuma saya kadang masih belajar misalnya ada departemen marketing dan saya belajar juga mengelola bisnis,”
“Saya belajar juga peraturan transfer pemain. Regulasi Liga 1, Liga 2 jadi masih banyak hal yang saya pelajari juga. Memang main job-nya sebagai PR tapi di sepakbola ini banyak yang saya pelajari. Memang saya juga mau fokus di sepakbola,” jelasnya.
Lebih lanjut wanita yang mengidolakan karakter Wonder Woman itu turut menjelaskan kinerja dirinya di PT LIB.
Salah satunya menyampaikan program-program PT LIB guna meningkatkan kualitas sepakbola Indonesia melalui kompetisi.
Untuk itu, satu hal yang selalu ia imbau, ia ingin semua pihak benar-benar bekerja sama memajukan sepakbola Indonesia, baik itu dari pemain, klub, pemerintah, PSSI, PT LIB bahkan hingga suporter.
“Jadi saya sebenarnya ingin meningkatkan image positif PT LIB kita kan lagi isitilah kita mau naik kelas. Jadi itu harus tersampaikan dengan program-program yang kita punya,” kata Sabina.
“Kita mau merangkul semua dari suporter pun kita rangkul ya memang itu ada di PSSI, cuma karena kita bersinggungan dengan klub dan klub juga punya suporter jadi kita mau rangkul semua. Liga harus bareng-bareng, PSSI tidak bisa sendiri, kita harus bareng-bareng masyarakatnya juga harus mau untuk diajak naik kelas,” pungkasnya.