TRIBUNNEWS.COM - Erik ten Hag ingin mengambalikan DNA Manchester United sebagai klub yang sukses dengan pemain asli jebolan akademi.
Laporan yang dikeluarkan UEFA baru-baru ini menyebutkan Manchester United menjadi klub di eropa dengan skuad termahal pada musim lalu.
Menurut laporan European Club Finance and Investment Landscape, Man United menghabiskan kurang lebih dari 1,42 miliar Euro (sekitar Rp20,5 triliun) untuk skuad 2022/2023.
Jumlah itu melampaui rekor sebelumnya sebesar 1,33 miliar Euro yang dihabiskan oleh Real Madrid pada 2020.
Penampilan gemilang jebolan akademi MU seperti Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo baru-baru ini menimbulkan satu pertanyaan besar yang menyoroti para pemain mahal yang dibeli MU beberapa waktu sebelumnya.
MU mengeluarkan £85,5 juta untuk Antony pada 2022 dan £73 juta untuk Jadon Sancho pada 2021.
Dua pemain tersebut dianggap kurang berkontrobusi dalam permainan MU. Inilah yang dipertanyaan apakah penandatanganan keduanya itu tepat.
United terkenal memiliki setidaknya satu pemain lokal di setiap skuad tim utama sejak tahun 1937.
Namun sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson pensiun pada tahun 2013, ada perubahan dalam pendekatan skuad.
Baca juga: Roy Keane Ungkap Borok Manchester United Jelang Lawan Luton Town di Liga Inggris
Banyak pengeluaran yang menghalangi jalur pemain lokal untuk masuk ke tim utama Setan Merah.
Pelatih Manchester United Erik ten Hag berharap generasi bintang klub berikutnya dapat menghemat banyak uang dalam biaya transfer.
Ten Hag menyatakan kebijakan tradisional klub yang melakukan promosi dari dalam – sejak zaman Sir Matt Busby (1945) – akan dipatuhi di bawah pengawasannya.
Komitmen Ten Hag itu sepertinya bakal berjalan dengan rumor kedatangan Dan Ashworth yang diperkirakan akan menjabat sebagai direktur olahraga baru di MU.
"Man United akan selalu menjadi klub yang membeli tapi saya pikir sejarah membuktikan bahwa mereka memberikan peluang dari akademi jika seorang pemain layak mendapatkannya. Itu ada dalam DNA kami," kata Ten Hag, dikutip dari Daily Mail.