Terlepas dari itu semua, tentu langkah yang diambil PSSI perlu mendapat apresiasi.
Penunjukan Satoru Mochizuki dapat menjadi pondasi awal pembentukan tim.
Terlebih pelatih Satoru Mochizuki membawa segudang pengalaman sebelum dikontrak untuk dua tahun ke depan.
Profil Satoru Mochizuki
Pria berusia 59 tahun itu mempunyai rekam jejak yang cukup mentereng di dunia sepakbola wanita.
Saat masih aktif menjadi pemain, Mochizuki pernah membela Urawa Red Diamonds hingga Kyoto Sanga.
Bahkan Mochizuki pernah menjadi bagian dari skuad Timnas Jepang yang tampil di Kualifikasi Piala Dunia 1990.
Selepas pensiun, pria kelahiran Shiga, Jepang itu langsung menjadi pelatih di Kyoto Sanga (1998) dan Vissel Kobe (2000).
Mochizuki beralih ke sepakbola wanita sejak tahun 2008 ketika dipercaya menangani Timnas Jepang.
Nama Mochizuki pun kian melambung setelah berhasil membawa Timnas Wanita Jepang juara Piala Dunia Wanita 2011 di Jerman.
Setahun kemudian, Mochizuki kembali mencatatkan prestasi gemilang saat meraih medali perak pada Olimpiade London 2012 untuk Timnas Wanita Jepang.
Diketahui, Mochizuki juga pernah ditunjuk sebagai instruktur lisensi kepelatihan JFA (2005 dan 2014).
Tentu dengan segudang pengalamannya itu berharap mampu menyulap Timnas Putri Indonesia.
Tentu bukan perkara yang mudah bagi Satoru Mochizuki untuk mengembangkan sepak bola Timnas Indonesia Putri.
Pasalnya kompetisi sepak bola putri di Indonesia tak ada kompetisi resmi yang bergulir.