Arsenal Taklukkan Porto Lewat Adu Penalti, David Raya Jadi Pahlawan Arsenal, Gagalkan 2 Penalti
TRIBUNNEWS.COM- Mikel Arteta pastinya sudah lama menantikan momen ini. Momen untuk membuktikan bahwa keputusannya mendatangkan David Raya ke Stadion Emirates adalah keputusan yang tepat, yang akan mendatangkan perbedaan nyata untuk Arsenal.
Bursa transfer musim panas lalu, Arteta membuat kejutan dengan mendatangkan David Raya dalam status pemain pinjaman dari Brentford. Sebuah keputusan yang mengundang tanda-tanya, bahkan kecaman mengingat masih ada kiper utama, Aaron Ramsdale yang merupakan kiper favorit para pendukung Arsenal.
Arteta bergeming. Alasannya ketika itu adalah ingin menciptakan persaingan kompetitif di bawah mistar gawang untuk Ramsdale. Faktanya, Arteta hanya butuh empat laga untuk menjadikan Raya kiper utama, dan Ramsdale tergeser jadi kiper kedua.
Di laga krusial kemarin, saat The Gunners menjamu Porto dalam leg kedua babak 16 besar Liga Champions pun, Arteta memilih Raya sebagai kiper utama. Sebuah tugas berat mengingat Arsenal kalah 1-0 pada leg pertama.
Dan armada Arteta, yang telah menggelontorkan 33 gol dalam delapan laga terakhir, ternyata tak dalam performa terbaiknya melawan Porto yang penuh disiplin.
Untungnya, mereka punya Martin Odegaard yang sangat inspiratif. Sang playmaker membuat terobosan untuk memecah kebuntuan di menit ke-41. Dia berhasil melewati lawannya, dan memberikan umpan kepada Leandro Trossard dengan umpan rendah yang sempurna ke dalam kotak.
Trossard dengan tenang melepaskan tembakan kaki kanan melewati kiper Diogo Costa untuk membawa skor agregat jadi 1-1.
Kedua tim kemudian silih berganti menyerang. Tapi tak ada lagi gol tercipta, meski laga dilanjut ke babak tambahan. Adu penalti pun digelar.
Dan inilah yang jadi "momen of the truth" bagi David Raya. Kiper asal Spanyol berusia 28 tahun ini faktanya memang sudah diterima sebagian pendukung Arsenal sebagai kiper utama saat ini.
Pertarungan antara dia dan Ramsdale telah berakhir. Namun ini masih menjadi momen penting baginya. Sebuah kesempatan untuk akhirnya mengumumkan dirinya sebagai kiper utama, dan tak tergantikan di Arsenal.
Sebagai catatan, adu penalti tersebut merupakan yang kedua dalam sejarah di Stadion Emirates. Menariknya, adu penalti yang pertama terjadi setahun yang lalu pada minggu ini, juga melawan tim Portugal di kompetisi Eropa. Arsenal kalah pada kesempatan itu, Ramsdale tidak mampu melakukan penyelamatan melawan Sporting Lisbon.
Dini hari tadi, Raya melakoni cerita yang berbeda dari pendahulunya. Dia memang bukan kiper bertubuh tinggi namun tetap memiliki ciri fisik yang luar biasa. Salah satunya adalah sifat atletisnya, yang diasah oleh kerja bertahun-tahun di pantai Catalonia dan di gym Blackburn Rovers, Southport, dan Brentford.
Atribut lainnya adalah tangannya yang besar. “Seperti sekop,” menurut mantan pelatihnya. Seperti yang dirinci oleh Telegraph Sport bulan lalu, Raya mengenakan sarung tangan ukuran 11 – ukuran terbesar yang ada, yang biasanya dirancang untuk telapak tangan berukuran lebih dari empat inci. Untuk pria dengan tinggi badannya (183 cm), ukurannya tidak proporsional.