"Saya berpikir beberapa hari yang lalu bahwa kekalahan adalah penderitaan dan kemenangan adalah kebahagiaan, tetapi tidak seperti itu. Kemenangan adalah kelegaan," sambung mantan pelatih AC Milan dan Bayern Munchen.
"Anda akan lebih tenang dan bahagia pada hari-hari berikutnya, tetapi penderitaan adalah bagian dari pekerjaan Anda. Itulah yang membuat Anda tetap hidup. Itu adalah bahan bakar bagi saya," tegasnya.
Sementara, dari kubu Manchester City melalui sang pelatih Pep Guardiola, menyampaikan kebiasaan Madrid yang selalu memandang tim lain berada di bawah mereka.
Hal itu tak lepas dari status Real Madrid sebagai raja Liga Champions. Los Blancos memiliki koleksi 14 trofi Si Kuping Besar.
"Ketika Madrid kalah, mereka selalu mengiri bahwa permainannya yang jelek, padahal tidak begitu," buka Guardiola dikutip dari laman Managing Madrid.
"Madrid juga harus melihat fakta bahwa tim lain yang menang memiliki permainan lebih baik, bukan karena mereka (Madrid) buruk," ucap Guardiola.
"Itu sebuah kebiasaan ketika seseorang melihat dari atas ke bawah (meremehkan tim lain)," pungkas pria yang pernah membesut Barcelona.
(Tribunnews.com/Giri)