TRIBUNNEWS.COM - Xabi Alonso mengungkap satu faktor yang membuat Bayer Leverkusen bisa semakin kuat di musim ini, hal itu berasal dari luar lapangan.
Bayer Leverkusen kini menatap gelar juara Bundesliga. Akhir pekan nanti bisa menjadi ajang pesta bagi skuad asuhan Xabi Alonso.
Bayer Leverkusen butuh satu kemenangan lagi untuk memastikan menjadi juara Bundesliga musim ini.
Mereka bisa merayakannya di kandang sendiri saat menjadi Werder Bremen akhir pekan nanti pada Minggu (14/4).
Saat ini Leverkusen mencatatkan rekor fantastis, di mana mereka belum terkalahkan di 41 laga terakhir di semua kompetisi.
Di bawah asuhan Xabi Alonso, Leverkusen menjadi tim yang menyita perhatian banyak orang. Mereka bahkan masih dalam jalur meraih treble winners musim ini.
Selain meraih gelar Bundesliga, Werkself -julukan Leverkusen, juga berpeluang untuk trofi lainnya dari ajang DFB Pokal di mana mereka tinggal memainkan laga final pada Mei nanti.
Baca juga: Bayer Leverkusen Siap Pesta Juara Pekan Depan, Begini Perhitungan untuk Juara Bundesliga
Kemudian satu trofi lainnya juga bisa datang dari Liga Eropa. Mereka akan berlaga di babak perempat final melawan klub Inggris, West Ham.
Penampilan memukau Leverkusen ini mendapat apresiasi dari sang wali kota, Uwe Richrath yang menjabat sejak 2015.
Wali kota 57 tahun itu terkesan Leverkusen bisa menghentikan dominasi Bayern Munchen yang meraih juara Bundesliga selama 11 tahun beruntun.
Perhatiannya tertuju pada kepemimpinan Xabi Alonso yang membuat tim jauh lebih kuat dari sebelum-sebelumnya.
"Bagi banyak orang di luar Leverkusen, kami sebelumnya hanya mewakili kebisingan dan kemacetan di jalan raya. Ini sudah berakhir. Terima kasih kepada Xabi Alonso dan timnya, tentu saja kami dipandang berbeda," ujar Richrath, dikutip dari Bild.
"Tim ini mewujudkan kota kami. Komunitas yang mengutamakan keberagaman. Kami tidak lantang, namun kami rendah hati."
"Xabi Alonso sangat cocok sebagai pelatih karena dia memiliki karakteristik tersebut. Saya sangat senang," ujar Richrath.
Baca juga: Gilanya Xabi Alonso, Warisan Pep Guardiola Ikutan Runtuh dalam Sejarah Liga Jerman
Sang wali kota cukup terkesan ketika Leverkusen meraih kemenangan di menit-menit akhir. Menurutnya, itu bisa menjadi pembeda dengan tim lainnya.
"Kita lihat saja apa yang terjadi dalam beberapa minggu ke depan, masih banyak hal yang bisa diperoleh. Tapi, pelatih ini telah mencapai sesuatu yang jauh lebih penting daripada gelar kehormatan apapun - dia telah memenangkan hati masyarakat kota ini."
"Sepanjang musim! Yang paling membuat saya terpesona adalah pertandingan yang dimenangkan tepat sebelum pertandingan berakhir. Ini akan membedakan tim."
"Secara pribadi, saya sangat senang untuk para penggemar yang telah menciptakan rasa solidaritas yang besar di kota ini dan untuk para pengambil keputusan di klub – untuk Werner Wenning, Simon Rolfes dan Fernando Carro."
"Mereka menjalankan Bayer 04 dengan sangat profesional – namun tetap ada suasana kekeluargaan. Werkself kami adalah andalan kota ini dan kami sangat bangga dengan mereka," terangnya.
Harmonisnya hubungan antara klub, perusahaan Bayer dan para penggemar memang telah menjadi kekuatan tersendiri bagi Leverkusen.
Xabi mengaku, harmonisasi ketiganya menghadirkan dorongan yang besar bagi Leverkusen dalam menjalani setiap pertandingan dengan semangat pantang menyerah.
"Kami semua merasa terhubung erat sebagai satu kesatuan dengan Bayer AG (perusahaan yang memiliki Bayer Leverkusen)," ujar Xabi Alonso, dikutip dari laman klub.
"Semua orang di perusahaan memberikan kami dukungan yang luar biasa. Lalu ada penggemar hebat kami."
"Kami di klub berupaya memberikan semua orang di kota. Perusahaan semakin gembira di akhir musim. Kami dapat mengambil langkah penting lainnya menuju hal itu melawan West Ham (di Liga Eropa)," tukasnya.
Baca juga: Magis Xabi Alonso di Bayer Leverkusen: dari Neverkusen Menjadi Favorit Peraih Treble Winners
Julukan 'Neverkusen' pernah tersemat pada Bayer Leverkusen setelah kegagalan meraih beberapa gelar pada 2002 silam.
Kala itu, Leverkusen mesti merelakan juara Liga Jerman atau Bundesliga melayang ke tangan Borussia Dortmund, yang finis satu poin lebih banyak di depannya.
Ditambah lagi, Leverkusen juga gagal di partai puncak Liga Champions. Hadirnya sejumlah pemain elit kala itu seperti Michael Ballack, Oliver Neuville, Dimitar Berbatov, Lucio dan Ze Roberto masih belum membuat mereka menjadi juara di Benua Biru.
Bayer Leverkusen takluk dengan skor tipis 2-1 setelah gol ikonik tendangan voli Zinedine Zidane bersarang ke gawang Hans-Jorg Butt.
Ditambah lagi, saat itu Jerman di final Piala Dunia 2002 kalah dari Brasil. Alhasil julukan Neverkusen tersemat kepada Bayer Leverkusen dari Jerman.
Itu dulu. Sekarang, julukan itu bisa berubah, mungkin bisa berganti menjadi Neverlose, alias tidak pernah kalah.
Setelah bertahun-tahun diejek oleh fans lawan, Bayer Leverkusen kini benar-benar menunjukkan kebangkitannya.
(Tribunnews.com/Tio)