Mereka adalah pemain Indonesia yang berhasil digabungan oleh Shin Tae-yong untuk menjadi satu kesatuan yang kuat.
"Ada beberapa jenis campuran pemain (Timnas U23 Indonesia). Pemain yang bermain di Liga 1 yakni Ernando Ari, Rizky Ridho, Witan Sulaeman, Sananta)," beber Faiz.
"Pemain-pemain yang bermain di Eropa, Nathan Tjoe-A-On, Rafael Struick, Ivar Jenner, Marselino, dan ada beberapa pemain yang akhir-akhir ini meniti di pembinaan sepak bola Indonesia, seperti Justin Hubner," sambungnya.
Selama penyisihan grup, Timnas Indonesia hanya kalah sekali, Marselino Ferdinan dan kolega mampu mengatasi perlawanan Australia dengan skor tipis 1-0.
Kemenangan tipis yang dicetak Komang Teguh memiliki arti yang sangat dalam untuk menumbuhkan kepercayaan diri skuad Garuda Muda.
Hasilnya tampak saat meladeni perlawanan Yordania, Timnas Indonesia memegang kendali permainan meskipun dengan selisih persentase yang tipis.
Anak asuh Shin Tae-yong unggul dalam jumlah passing dan akurasi passing, serta angka tembakan tepat sasaran.
Perkembangan itu dilanjutkan saat melawan Korea Selatan. Cara bermain Timnas Indonesia yang lebih sabar, kaki ke kaki dengan umpan pendek yang dikombinasikan dengan long ball bukan sekedar long ball hingga menghasilkan 2 gol.
Secara fisik, konsistensi menunjukkan hingga menit akhir mereka bermain. Saat melawan Qatar yang totalnya mencapai 120 menit, begitu juga saat menghadapi Korea Selatan, bahkan hingg titik putih penalti.
Bicara perihal tersebut tentu tidak afdol jika tidak ditunjang dengan mentalitas yang kuat dari para pemain.
Tidak hanya itu, singkronisasi antar pemain dari berbagai macam jenis yang disebutkan Faiz Gurun pun dapat terlihat dengan ritme permainan yang baik di lapangan.
"Jadi ini adalah kombinasi pemain Shin Tae-yong. Kalau kita lihat ada label, 'Oh pemain Shin Tae-yong, orang lain tau cara permainan, apa yang dituntut Shin Tae-yong, dan apa yang dituntut oleh rakyat mereka sendiri," ungkapnya soal karakter pemain yang ada di skuad Timnas U23 Indonesia saat ini.
"Bila kita gabungkan elemen-elemen (pemain) yang disebut tadi, dapatlah kita satu tim Indonesia yang garang dan berwibawa di pentas Asia," jelasnya.
Wabah Inferiority Complex
Sementara Keesh menilai, Timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong saat ini cukup baik menangani wabah yang terjadi di sepak bola Asia Tenggara, yakni Inferiority Complex.