Tim Muda Taegeuk Warriors itu kalah lewat adu penalti dengan skor 10-11 dari timnas U-23 Indonesia.
Pada waktu normal hingga perpanjangan waktu, kedua tim bermain imbang dengan skor 2-2. Dua gol Korea Selatan dicetak karena bunuh diri Komang Teguh pada menit 45 dan satu gol lainnya dicetak oleh Jeong Sang-bin pada menit 84.
Sementara dua gol timnas U-23 Indonesia dicetak oleh Rafael Struick pada menit ke-15 dan 45+3.
Dengan kekalahan itu, Korea Selatan gagal melaju ke Olimpiade. Sebelumnya Korea Selatan selalu lolos ke Olimpiade berturut-turut sejak 1998 hingga 2020.
Sementara, timnas U-23 Indonesia mencetak sejarah di Piala Asia U-23 2024. Tim besutan Shin Tae-yong itu adalah debutan di turnamen tersebut dan berhasil melaju ke semifinal. Satu kemenangan lagi, timnas U-23 Indonesia akan lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Ada tiga cara Indonesia untuk lolos olimpiade. Garuda muda bisa mengalahkan Uzbekistan di semifinal untuk lolos ke final Piala Asia U-23 2024.
Jika Indonesia kalah dari Uzbekistan, Indonesia bisa lolos ke Olimpiae jika memenangkan juara ketiga.
Jika di semifinal kalah pada perebutan tempat ketiga maka Indonesia di posisi keempat.
Indonesia masih bisa mendapatkan satu tiket ke Olimpiade Paris dengan syarat harus memenangkan laga playoff interkontinental melawan wakil Afrika yaitu Guinea.
Striker Timnas U23 Indonesia Rafael Struick berharap bisa lolos ke Olimpiade Paris.
"Halo semua, hari ini kami mengalahkan Korea Selatan dan melaju ke semifinal. Ayo menuju Paris (Olimpiade) dan tuliskan sejarah lagi," tutur Rafael Struick, dalam sebuah unggahan di akun Instagram resmi Timnas Indonesia. "Terima kasih suporter," ujar pemain yang kini memperkuat klub Belanda, ADO Den Haag itu.
Sayang, di laga semifinal nanti Rafael Struick yang mencetak dua gol ke gawang Korea selatan tak bisa bermain karena menjalani hukuman akumulasi kartu.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengungkapkan rasa syukur dan bangga yang luar biasa atas keberhasilan Timnas lolos ke semifinal Piala Asia U-23 usai mengalahkan tim kuat, Korsel di perempat final dengan skor, 11-10 lewat drama adu pinalti, usai di babak normal dan penambahan waktu skor imbang, 2-2.
Menurut Erick, Garuda Muda layak dinobatkan sebagai pencetak sejarah baru sepakbola Indonesia karena mampu membawa nama harum bangsa. Apalagi perjuangan ini diraih lewat drama penambahan waktu dan adu pinalti.
"Alhamdulillah. Saya bersyukur kepada Yang Kuasa, dan rasa bangga kepada para pemain, pelatih, ofisial, serta seluruh timnas yang bermain sangat luar biasa dan terus menciptakan sejarah bagi sepakbola Indonesia. Generasi emas pesepakbola muda ini telah berjuang dengan semangat tinggi, mental baja, dan memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Terima kasih," ujar Erick Thohir dilansir situs PSSI.
Bermain tenang sejak kick off, Indonesia sempat dikejutkan lewat gol Korsel di menit sembilan. Namun gol itu dianulir setelah pemain Korsel terperangkap offside usai wasit melihat tayangan VAR.
Gol pertama Indonesia dicetak striker, Rafael Struick pada menit ke 15 lewat tendangan terukur dari luar kotak pinalti ke pojok gawang lawan.
Struick mencetak gol kedua di menit 45 +3, usai Korsel sempat menyamakan kedudukan karena Komang Teguh melakukan gol bunuh diri di menit, 45.
Di babak kedua Korsel justru bisa kembali mengimbangi kedudukan ketika mereka bermain dengan 10 pemain usai pemainnya, Lee terkena kartu merah. Gol penyama kedudukan Korsel dicetak S.B Yeong di menit 84.
Erick memuji kedisiplinan, mental, dan motivasi tinggi para pemain untuk mencetak sejarah sehingga mampu bermain tanpa beban. Hal itu menjadi kunci timnas menaklukkan juara grup B ini.
"Di olahraga, ada yang namanya momentum. Dan saya lihat, sejak penyisihan grup, lalu di perempat final, momentum itu milik kita. Kini Timnas bisa melangkah ke semifinal, sangat logis jika target berikutnya final. Yang pasti, kami di PSSI, seluruh pemain dan ofisial, terus mengharapkan doa dan dukungan dari seluruh rakyat dan pecinta sepakbola nasional. Saatnya meraih mimpi lebih tinggi," pungas Erick.
Penjaga gawang Indonesia, Ernando Ari menjadi pilar penting dalam kesuksesan Timnas Indonesia U-23 melangkah ke semifinal Piala Asia U-23.
Pada babak penalti, Ernando pun sukses menepis dua tendangan penalti pemain Korea Selatan U-23. Kiper milik Persebaya Surabaya itu memuntahkan sepakan Kang Sang Yoon dan Lee Kang Hee, pada babak tos-tosan.
Tak hanya itu, Ernando pun sukses menjadi eksekutor penalti. Sepakan kerasnya menghujam ke arah kanan gawang pun tak kuasa dibendung kiper Korea Selatan U-23, Baek Jong Bum.
Ernando Ari pun mengatakan bahwa ia memang sengaja ingin menjadi algojo dalam babak penalti itu.
Hal tersebut dilakukan kiper kelahiran Semarang itu untuk menebus kesalahannya beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, Ernando pernah gagal menjadi penendang penalti saat final AFF U-23 2023.
Kala itu, Indonesia harus kalah 5-6 dari Vietnam, usai Ernando gagal menyarangkan si kulit bundar.
"Di pertandingan ini saya bisa menggagalkan penalti karena saya ingin membayar kegagalan saya di Piala AFF," kata Ernando, usai pertandingan.
Pada saat itu, Ernando pun merasa bersalah, termasuk kepada sang pelatih Shin Tae-yong. Bahkan, ia pun mengatakan bahwa pelatih asal Korea Selatan itu merasa sedih usai gagal memastikan gelar juara AFF U-23 2023.
Lebih lanjut, pemain berpostur 178 cm itu pun berambisi untuk meraih gelar juara di ajang kali ini untuk dipersembahkan kepada sang juru taktik.
"Di (Piala AFF) saya gagal mencetak gol yang membuat coach Shin sedih dan sekarang saya ingin membayarnya dengan menjadi juara di turnamen ini untuk Shin Tae-yong," tegas Ernando.
Ernando Ari pun mengucapkan rasa bersyukurnya atas pencapaian Garuda Muda sebagai debutan di Piala Asia U-23.
Pemain kelahiran 27 Februari 2002 itu pun masih menjaga asa untuk bisa menciptakan sejarah baru, yaitu menjadi juara Asia di kelompok umur.
"Saya bersyukur kepada Tuhan, berterima kasih kepada keluarga, pelatih, semua ofisial, dan teman-teman di tim, saya hanya ingin mengatakan kami punya perjalanan baru, kami punya target besar untuk menjadi juara di sini," ungkap Ernando Ari.
Terkait Indonesia yang mengalahkan Korea Selatan, Shin Tae-yong mengaku pertandingan ini sebagai laga yang berat karena dia telah menghentikan rekor negaranya sendiri.
"Jujur perasaan saya adalah jika Korea melaju untuk ke-10 kalinya berturut-turut, itu akan menjadi rekor yang tidak akan pernah dipecahkan di dunia," kata Shin Tae-yong dilansir dari ChosunBiz.
Lebih lanjut ia meminta maaf kepada rakyat Korea Selatan. Akan tetapi ia menjelaskan bahwa ia berusaha membuat nama Korea Selatan harum di Indonesia.
"Saya minta maaf kepada rakyat Republik Korea. Saya benar-benar minta maaf. Dunia kompetisi dingin," kata Shin Tae-yong.
"Saya benar-benar minta maaf karena telah menimbulkan masalah bagi rakyat. Namun, saya berusaha keras untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa di Indonesia," ujarnya dikutip dari Bolasport.
Kemenangan Indonesia juga mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo. Presiden memberikan semangat kepada Tim Nasional (Timnas) sepak bola Indonesia U-23 yang akan menghadapi laga semifinal di Piala Asia AFC 2024.
Presiden pun mendoakan agar dalam laga tersebut Timnas bisa bermain sebaik-baiknya sehingga mampu lolos ke Olimpiade Paris 2024.
"Selamat kepada timnas Garuda Muda! Semoga dalam babak semifinal, Indonesia dapat memanfaatkan peluang sebaik-baiknya dan meraih tiket menuju Olimpiade Paris 2024. Teruslah bersemangat, Timnas Indonesia!" ujar Jokowi dalam unggahan di akun resmi media sosial X jokowi pada Jumat (26/4).
Menuju Olimpiade Paris
Jadwal Semifinal Piala Asia U23 2024
Indonesia vs Uzbekistan
Stadion Abdullah bin Khalifa
Senin, 29 April 2024, Jam 21.00 WIB
Jepang vs Irak
Stadion Jassim Bin Hamad
Selasa, 30 April, Jam 00.30 WIB
Hasil Perempat Final
Qatar 2 - 4 Jepang
Korsel 2(10)-2(11) Indonesia
Uzbekistan 2 - 0 Arab Saudi
Irak 1 - 0 Vietnam
Indonesia U23 Road to Paris
vs Qatar 0-2
vs Australia 1-0
vs Yordania 4-1
vs Korea Setalan 2(11)-2(10)
Uzbekistan U23 Road to Paris
vs Malaysia 2-0
vs Kuwait 5-0
vs Vietnam 3-0
vs Arab Saudi 2-0
(Tribunnews/Muhammad Barir)