TRIBUNNEWS.COM - Nasib Elkan Baggott tak menentu setelah Ipswich Town promosi ke Liga Inggris. Melalui sang CEO Ipswich Town, Mark Ashton, pihak klub mulai membahas strategi di bursa transfer pemain.
Ipswich Town untuk pertama kali promosi ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola Inggris, Premier League, setelah 22 tahun.
Sukses klub berjuluk The Blues inipun menjadi sorotan, khususnya pecinta sepak bola Tanah Air. Sebab, Ipswich Town diperkuat pemain bertahan Timnas Indonesia, Elkan Baggott.
Setelah Justin Hubner yang statusnya adalah pemain milik klub Liga Inggris, Wolves, kini Indonesia dibuat bangga dengan satu lagi pemainnya yang berkarier di kompetisi sepak bola paling elite di dunia itu.
Sayangnya di tengah euforia Ipswich Town promosi ke Liga Inggris, kabar kurang bagus datang kepada Elkan Baggott.
Bek berusia 21 tahun ini berpeluang besar untuk dipinjamkan, atau bahkan dilepas dengan status permanen pada bursa transfer Juli mendatang.
Hal itu disampaikan oleh Mark Ashton. Dalam wawancaranya kepada TWTD, dia menyampaikan jika saat ini manajemen tim tengah menggodok rancangan siapa saja pemain yang akan diboyong.
"Ya, pencarian pemain baru sudah dimulai," terang Mark Ashton, dikutip dari laman TWTWD.
"Rencana siapa saja pemain yang dibeli nanti sudah disusun, dan itu berdasarkan kebutuhan pelatih, dan atas persetujuan Kieran (pelatih Ipswich Town)," terang CEO The Blues ini.
Mark Ashton menambahkan, bahwa perekrutan pemain anyar Ipswich Town tidak hanya berasal dari dalam, melainkan luar negeri juga.
Hal ini disadari oleh sang CEO, karena Ipswich Town, menurutnya masih berada di level Divisi Championship secara skuad.
Oleh karena itu untuk dapat bersaing di Premier League, setidaknya satu hingga 3 pemain bintang dapat didatangkan pada bursa transfer musim panas nanti.
Baca juga: Pembelaan Erick Thohir saat Elkan Baggott Abaikan Panggilan Timnas Indonesia: Nasionalisme Masih Ada
"Kami tidak hanya memantau pemain dalam, namun juga luar negeri."
"Tim saat ini masih berada dalam komposisi (tim) Divisi Championship, oleh karena itu standar kami harus berubah menjadi Premier League."