"Terkadang ada beberapa hal yang pas untuk negara lain dan tidak untuk kami di sini," buka Datuk Hamidin dikutip dari Harian Metro.
"Akan tetapi untuk masalah ini (rangkap jabatan Kim Pan-gon) telah menjadi bahan diskusi kami."
"Mungkin kami akan melanjutkan diskusinya ke tahap yang lebih serius," lanjutnya.
Datuk Hamidin juga mengingatkan rintangan yang dihadapi Malaysia dan Kim Pan-gon untuk mewujudkan rangkap jabatan ini.
Salah satunya adalah kesediaan pelatih asal Korea Selatan itu untuk menangani dua tim nasional.
Andai Kim Pan-gon mengatakan tidak pada wacana tersebut, pihak FAM juga tak bisa berbuat banyak.
Diperlukan pengertian dari kedua belah pihak untuk bisa melakukan rangkap jabatan tersebut.
Sebagaimana yang dialami juga oleh Shin Tae-yong dan PSSI untuk Timnas Indonesia dan U23.
Perkembangan yang dialami Indonesia bukanlah hasil kerja satu atau dua tahun saja.
Shin Tae-yong sudah memulai prosesnya sejak sekira empat tahun lalu.
Baca juga: CEO dan Pelatih Klub Asal Malaysia Akui Malaysia Cemburu pada Prestasi Timnas Indonesia
Malaysia setidaknya membutuhkan waktu yang sama sebagai acuan.
Namun mereka terlebih dahulu harus bisa meyakinkan Kim Pan-gon untuk mau rangkap jabatan.
Hal itu lantaran adanya peluang Kim Pan-gon tak menyetujui opsi menangani dua timnas.
"Namun kami juga harus ingat andai Pan-gon tak setuju, hal ini tidak bisa terwujud," papar Datuk Hamidin.
"Kami akan melihat segala kemungkinan dan membawanya dalam sebuah pertemuan."
"Kami harus melihat itu lantaran akan ada efek yang ditimbulkan."
"Pelatih kemungkinan juga akan meminta penyesuaian kontrak dan lain-lain," jelasnya.
(Tribunnews.com/Guruh)