TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan terancam bernasib sama dengan AC Milan lantaran kemungkinan gagal bayar utang.
Setelah memenangkan scudetto musim ini, Inter Milan malah dihadapkan dengan persoalan yang cukup berat.
Inter Milan yang kini dikelola oleh Suning Grup terancam berpindah tangan karena persoalan gagal bayar utang.
Sejak 2016 lalu, Suning Group menjadi pemilik Inter Milan setelah memberi saham mayoritas klub sebesar 69,55 persen.
Selama dipegang perusahaan asal China itu, Inter Milan mulai menunjukkan tajinya dengan mampu bersaing di papan atas Italia maupun Eropa.
Namun situasi pandemi yang melanda 2021 lalu, membuat keuangan Inter Milan goyah dan berbuntut pada peminjaman utang kepada Oaktree.
Suning meminjam dana €275 euro kepada perusahaan Amerika Serikat itu, yang harus dilunasi secara penuh, ditambah bunga (sebesar 12 persen) pada tanggal 21 Mei 2024.
Baca juga: Drama Suning di Inter Milan, Pengamat: Di Era Erick, Klub Dikelola Dengan Stabilitas Jangka Panjang
Karena tenggat waktu telah berlalu, dan Suning belum melunasi pinjamannya yang kini totalnya senilai €380 juta, Oaktree kini dapat secara resmi memulai prosedur untuk mengambil alih kendali Inter.
Jika situasi itu benar-benar terjadi, maka Inter Milan bakal berpindah pengelolaan.
Ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah klub Nerazzurri berada di bawah kepemilikan AS.
Mereka ditetapkan menjadi tim Serie A ketujuh yang pemilik mayoritasnya berbasis di Amerika Serikat, setelah Atalanta , Fiorentina, Genoa, Milan, Parma (baru promosi dari Serie B) dan Roma.
Ya, Inter Milan berpotensi bernasib sama dengan AC Milan yang kini dimiliki oleh RedBird Capital.
AC Milan pernah memiliki kasus serupa. Mereka gagal bayar utang saat dipegang oleh Li Yonghong.
Kala itu, Li Yonghong gagal membayar utang kepada Elliott Management pada 2018, yang menyebabkan klub berpindah kepemilikan.