TRIBUNNEWS.COM - Karier masa depan Lucas Paqueta terancam ambyar jika dakwaan FA yang mengarahnya terbukti benar.
Tak dapat dipungkiri, pesona Lucas Paqueta sejak didatangkan West Ham pada bursa transfer tahun 2022 begitu menawan.
Hal itu dibuktikan dengan kualitas elit dan gaya bermain indahdari Lucas Paqueta di atas lapangan.
Sosoknya seakan mengingatkan talenta Dimitri Payet yang pernah menjadi kebanggaan para penggemar West Ham.
Pada musim pertamanya di West Ham, pemain asal Brasil itu langsung mempersembahkan gelar perdana.
Tak main-main, Paqueta menjadi tokoh penting saat West Ham menjuarai ajang UEFA Conference League 2022/2023.
Sepanjang musim perdananya tersebut, Paqueta setidaknya mampu mencetak 5 gol dan 7 assist dari 43 laga.
Baca juga: Newcastle Rugi Bandar, Sandro Tonali Kecanduan Judi Parah, 3 Bulan di Inggris Pasang 50 Kali Taruhan
Lalu pada musim penuh keduanya , Paqueta setidaknya mampu membawa West Ham sampai tahap perempat final Liga Eropa.
Dari segi statistik, Paqueta terlibat dalam lebih banyak gol ketimbang musim pertamanya di West Ham.
Catatan 8 gol dan 7 assist dari 43 penampilan menjadi torehan yang tidak terlalu buruk bagi Paqueta.
Apalagi catatan tersebut ditorehkan Paqueta ketika performa West Ham musim ini jauh dari kata mengesankan.
Hanya saja memang di balik pesona yang dimiliki Paqueta, pemain berposisi gelandang itu kembali dihantam isu negatif.
Kabar teranyar menyebut bahwa Lucas Paqueta mendapat dakwaan tak terduga dari pihak FA.
Dakwaan yang dijatuhkan pihak FA sejatinya sudah terendus pada musim lalu, hanya saja kini situasinya kian rumit.
Dilansir Daily Mail, Paqueta dituduh sengaja melakukan pelanggaran dalam empat pertandingan berbeda di kompetisi Liga Inggris.
Adapun kesengajaan itu dilakukan Paqueta agar wasit memberikan kartu kuning kepada dirinya sendiri.
Yang menjadikan situasi menjadi rumit, kesengajaan Paqueta menerima kartu kuning itu guna memengaruhi bursa taruhan yang melibatkan namanya.
"Paqueta diduga secara langsung berusaha memengaruhi perilakunya dalam sebuah pertandingan secara sengaja untuk mendapatkan kartu kuning dari wasit," bunyi pernyataan FA.
"Hal itu ia lakukan untuk tujuan yang tidak pantas yakni memengaruhi pertandingan untuk pasar taruhan,"
"Di mana hal itu dilakukan agar satu orang atau lebih mendapatkan keuntungan dari taruhan tersebut," tambahnya.
Adapun laga yang diduga menjadi panggung Paqueta untuk melancarkan aksinya tersebut ada empat.
Mulai dari laga melawan Leicester City (12 November 2022), Aston Villa (12 Maret 2023), Leeds United (21 Mei 2023) dan Bournemouth (12 Agustus 2023).
Paqueta sendiri merasa kaget dan terkejut sekaligus menyangkal tuduhan yang diarahkan FA kepada dirinya.
Pemain asal Brasil yang dua tahun lalu memperkuat Lyon itu membantah semua tuduhan negatif tersebut.
"Selama sembilan bulan, saya telah bekerjasama dalam setiap proses penyelidikan mereka dan memberikan semua informasi yang saya punya," bantah Paqueta.
"Saya menyangkal seluruh tuduhan dan akan berjuang sekuat tenaga untuk membersihkan nama saya," tambahnya.
Lebih lanjut, FA ternyata juga mendakwa Paqueta dengan dua tuduhan lainnya yang berkaitan penyediaan informasi dan dokumen.
Di mana tuduhan baru tersebut disampaikan FA pada hari yang sama ketika West Ham mengumumkan Julen Lopetegui sebagai pelatih anyarnya.
West Ham sendiri menyatakan bahwa pihaknya akan terus berada di sisi pemain setelah FA melancarkan dakwaan tak terduga tersebut.
"Klub jelas akan terus mendukung sang pemain selama proses penyelidikan berlangsung," bunyi pernyataan West Ham.
Berbicara soal tingkat keseriusan dakwaan FA yang mengarah kepada Paqueta.
Simon Stone selaku kepala reporter sepak bola BBC Sport menjelaskan resiko besarnya.
Berkaca dari kasus Ivan Toney (Brentford) dan Sandro Tonali (Newcastle United) yang mendapat hukuman berat karena dianggap melanggar aturan terutama perjudian.
Maka kasus yang kini menyeret Paqueta juga tidak bisa dianggap remeh, meskipun konteksnya berbeda.
Jika kasus Ivan Toney dan Sandro Tonali sampai mengarah ke hasil pertandingan.
Maka apa yang dilakukan Paqueta mengarah ke hal berbeda meskipun belum terbukti kebenarannya.
Potensi hukuman yang bisa diterima Paqueta berkisar enam bulan hingga larangan bermain seumur hidup, menurut Simon Stone.
Alhasil potensi pelanggaran yang dilakukan Paqueta tidak bisa dianggap remeh dan perlu diselidiki secara serius.
Hal ini karena dugaan pelanggaran yang dilakukan Paqueta yang sengaja menerima kartu kuning mengarah ke perjudian.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)