Inggris yang menjadi salah satu negara dengan market value terbesar tampil biasa saja dan overatted.
Dari tiga laga yang dilakoni selama babak penyisihan, Inggris hanya meraup satu kemenangan.
Satu-satunya kemenangan yang diraih Inggris terjadi saat menumbangkan Serbia dengan skor 1-0.
Dua laga lainnya berakhir dengan catatan dua kali hasil imbang saja melawan Denmark dan Slovenia.
Pada akhirnya, Inggris hanya meraup lima poin dari potensi sembilan angka di babak penyisihan.
Meskipun raihan poin tersebut sudah cukup bagi Inggris mengamankan juara grup untuk lolos 16 besar.
Hal itu tidak bisa mengubah fakta bahwa performa Inggris masih sangat jauh dari kata sempurna.
Sebagai finalis Euro edisi sebelumnya, Inggris tampil tanpa energi dan filosofosi yang jelas di fase grup.
Berbekal skuad mewah yang berisikan pemain terbaik klub top Eropa, Southgate kesulitan menyatukannya.
Filosofi bermain yang kurang jelas, taktik yang monoton dan kurang menggigitnya performa Inggris secara tim atau individu.
Secara tidak langsung membuat Southgate menjadi sasaran kritik dan hujatan dari para pendukungnya.
Belum lagi soal formasi, starter dan pergantian pemain yang tidak efektif yang juga tak lepas dari sorotan.
Kini, Southgate dan Inggris punya kesempatan untuk membungkam para kritikus di laga melawan Slovakia.
Dengan keunggulan kualitas skuad yang dimiliki Inggris ditunjang pengalaman sebagai finalis edisi lalu.