Nama seperti Sadio Mane, Riyad Mahrez, David Ospina, Karim Benzema, Aleksandar Mitrovic hingga Neymar turut merapat.
Dalam tiga tahun terakhir, perkembangan Liga Arab Saudi pun kian pesat di mana makin banyak pemain bintang yang datang.
Dunia pun terus memberikan sorotan tajam soal eksistensi Liga Arab Saudi yang bisa saja mengganggu Lima Liga Top Eropa.
Keberadaan klub-klub Liga Arab Saudi yang memiliki dana tak terbatas pun kerapkali merecoki bursa transfer pemain.
Hingga tak jarang ada klub Eropa yang tak segan menjual pemainnya ke Liga Arab Saudi karena tingginya mahar transfer.
Dan sebaliknya, tak sedikit klub Eropa yang juga gigit jari karena pemain incarannya lebih memilih berkompetisi di liga tersebut.
Terlepas dari gemerlapnya Liga Arab Saudi saat ini, nyatanya hal itu menciptakan efek domino yang positif sekaligus negatif.
Khusus efek domino yang negatif, Timnas Arab Saudi barangkali menjadi pihak yang paling merasakan hal tersebut.
Ya, tak sedikit pemain andalan yang selama ini masuk skuad Arab Saudi justru kehilangan menit bermain di klubnya sendiri.
Adapun alasan minimnya menit bermain yang dirasakan hampir mayoritas pemain Arab Saudi karena eksodus pemain Eropa.
Beberapa pelatih klub Liga Arab Saudi terlihat lebih percaya pada talenta pemain luar negeri dibandingkan pemain lokal.
Dan pada akhirnya, minimnya kepercayaan itu membuat banyak pemain lokal yang hanya jadi penghangat bangku cadangan.
Efeknya jelas terasa bagi Timnas Arab Saudi, di mana pelatih sulit untuk mendapatkan performa terbaik dari pemainnya.
Roberto Mancini selaku pelatih pun sudah menyadarinya dan dirinya hanya pasrah setelah hasil imbang lawan Timnas Indonesia.