TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini profil Peter Gontha yang baru-baru ini namanya viral dan sedang dibicarakan banyak orang khususnya para penggemar sepak bola Indonesia di jagat media sosial.
Khusus di media sosial X alias Twitter, tak kurang dari 1.528 cuitan menyeret nama Peter Gontha dengan hastag #dubes.
Ya, nama Peter Gontha mendadak viral akibat pandangannya yang terkesan menyindir program naturalisasi Timnas Indonesia.
Mantan Duta Besar alias Dubes Republik Indonesia untuk Polandia itu memberikan sudut pandang yang cukup tajam soal kebijakan naturalisasi yang gencar dilakukan PSSI.
Peter Gontha tak segan untuk memberikan berbagai kritikan tajam terhadap program naturalisasi sepak bola Indonesia.
Kritikan pedas yang disampaikan Peter Gontha bisa dilihat di akun instagram pribadinya yang bernama @petergontha.
Baca juga: Rumor Transfer Pemain Timnas Indonesia: Thom Haye Kepergok Follow Calon Klub Barunya
Di tengah prestasi sepak bola Indonesia khususnya Timnas Senior yang tengah menanjak pada era Shin Tae-yong.
Peter Gontha justru merasa galau karena meroketnya prestasi Timnas Indonesia didapat dengan cara instan yakni naturalisasi.
Dalam sebuah caption yang cukup panjang, Peter Gontha memberikan sudut pandang tajamnya soal program naturalisasi.
Jika dilihat, sudut pandang Peter Gontha soal program naturalisasi cukup sentimental dan terkesan bernada sindiran.
"Saya sungguh Galau, saya akan posting status yang akan membuat follower saya marah, tapi tidak apa saya ambil risiko ini, karena saya mau menjaga martabat bangsa saya"
1. Apakah anda cinta PSSI? (saya cinta)
2. Apakah anda cinta bangsa? (saya cinta)
3. Apakah anda tidak malu lihat PSSI 9 pemainnya adalah bangsa asing yang dinaturalisasi? (Saya malu).
4. Apakah kita bangsa besar? (saya rasa demikian)
5. Apakah anda tahu bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, karena mereka mempunyai dua paspor, nanti kalau sudah selesai main di Indonesia mereka akan buang status WNI mereka?(saya tau)
6. Apakah mereka mau membuang tunjangan sosial mereka di negara nya begitu saja? (saya rasa tidak).
7. Apakah menurut anda tidak lebih baik membina pemain kita dari muda (SD s/d Dewasa)?( saya rasa demikian)
8. Apakah tidak lebih baik kalah dengan terhormat dari pada Menang atau seri dengan cara yang merendahkan martabat bangsa?(saya malu).
Saya marah karena diejek oleh seorang teman asing saya, yang saya usir dari kantor saya karena mencemoohkan PSSI!
Semoga saya mendapat tanggapan yang baik, tidak emosional, marilah kita tidak dibohongi atau membohongi diri kita sendiri dengan keadaan PERSEPAKBOLAAN kita yang palsu.
Salam, MERDEKA. Semoga pemerintahan pak Prabowo dapat menghilangkan kebohongan dan kepalsuan ini!!!
Pandangan berbeda yang disampaikan Peter Gontha sontak membuat publik sepak bola Indonesia cukup terkejut.
Terutama para pegiat sosial media yang kerap kali mengulas hal sepak bola khususnya Timnas Indonesia.
Tak sedikit fanbase Timnas Indonesia yang merasa berang hingga muak dengan pernyataan Peter Gontha tersebut.
Hal ini mengingat sudut pandang yang disampaikan Peter Gontha terkesan memojokkan dan bernada kebencian.
Dikala para pemain Timnas Indonesia entah yang berasal dari liga lokal, abroad, diaspora ataupun pemain keturunan berjuang mengharumkan Merah Putih di kancah internasional.
Ada saja sosok-sosok kontroversi yang sering kali menyalakan api tak terduga untuk menyindir Timnas Indonesia.
Tak terkecuali Peter Gontha yang secara khusus memberikan sindiran dan kritikan pedas terhadap program naturalisasi.
Lantas siapa Peter Gontha, sosok yang melayangkan protesnya terhadap kebijakan naturalisasi Timnas Indonesia?
Dikutip Tribun Wiki, Peter Frans Gontha dikenal sebagai seorang pengusaha sukses di balik berdirinya sejumlah perusahaan di Indonesia.
Lahir di Semarang, 4 Mei 1948, Peter F. Gontha merupakan anak dari V Willem Gontha dan Alice.
Ia juga dikenal sebagai penggagas Java Jazz Festival, yang merupakan acara gelaran festival musik tahunan yang diselenggarakan di Jakarta.
Awalnya, Peter banyak menjalani berbagai profesi.
Selain menjadi kelasi, ia pun pernah menjadi awak kapal pesiar mewah Holland-American Line yang berpusat di Belanda.
Peter yang pandai lantas mendapat kesempatan untuk belajar akuntansi di Praehap Institute Belanda lewat program beasiswa dari Shell.
Usai kuliah, Peter langsung memanfaatkan ilmu yang ada.
Ia menjadi karyawan Citibank New York, sampai kesuksesan besar mendatanginya sehingga terpilih menjadi Vice President American Express Bank lingkup Asia.
Bisnis Peter makin meluas. Ia mulai ditempeli julukan pengusaha muda luar biasa.
Pertengahan 1990 ia sempat disebut sebagai 'Rupert Murdoch Muda Indonesia' gara-gara kiprahnya yang malang melintang di bisnis media tanah air.
Sementara julukan lainnya adalah 'Donald Trump Indonesia' lantaran acara reality show THE APPRENTICE INDONESIA yang dibawakannya.
Peter kemudian menggebrak industri musik Indonesia dengan Jakarta International Jazz Festival yang diakui di mancanegara sebagai festival jazz terbesar di dunia.
Peter Gontha bersama dengan Bambang Trihatmodjo mendirikan Grup Bimantara pada tahun 1981. Di awal pendiriannya, bisnis Bimantara banyak bermitra dengan pengusaha-pengusaha kuat nasional.
Tiga nama lain yang mengendalikan Grup Bimantara yaitu Indra Rukmana yang merupakan suami Siti Hardiyanti Rukmana, putri sulung Presiden Soeharto; Mochamad Tachril; dan Rosano Barack.
Selain mendapatkan porsi saham, Peter Gontha juga berperan sebagai Wakil Presiden Direktur di grup usaha keluarga Cendana tersebut.
Sementara menurut Peter Gontha, dirinya baru bergabung dengan Bimantara tahun 1984 dan menjadi bos AMEX pada tahun 1983.
Peter Gontha memang pernah menjadi Vice President American Express (AMEX) Bank untuk Asia.
Peter Gontha diketahui juga dilantik sebagai Duta Besar Indonesia untuk Polandia oleh Presiden SBY pada 15 Oktober 2014 silam.
Selama hampir tahun, Peter Gontha menjabat sebagai Dubes RI untuk Polandia sebelum digantikan Siti Nugraha Mauludiah pada awal tahun 2019.
Kini, Peter Gontha cukup aktif sebagai salah satu politisi partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang diketahui Surya Paloh.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan) (TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi)