Pertandingan dengan tensi tinggi itu dirusak oleh Oliver, namun bagaimanapun satu-dua kesalahan masih bisa dimaklumi. Dia harus menghadapi kritikan dari 22 pemain di atas lapangan.
Menurut Peter Schmeichel yang menjadi pundit untuk Sky Sports, Michael Oliver hanya ingin dirinya sendiri yang menjadi pusat perhatian.
"Ini adalah pertandingan terbesar di Liga Inggris sejauh ini," kata mantan kiper Manchester United itu.
"Kartu kuning yang ringan! Mengapa Oliver mencoba merusaknya? ini adalah pertandingan besar, emosi sedang memuncak, pahami apa yang anda hadapi di sini, tetapi tidak. Michael Oliver ingin dirinya sendiri menjadi pusat perhatian," tambahnya.
Arsenal membuktikan diri sebagai tim yang memiliki eksekutor terbaik bola mati.
Replika gol ke gawang Tottenham terjadi lagi di laga ini. Umpan penjuru Saka disundul Magalhaes untuk merubah keadaan menjadi 1-2.
Magalhaes yang sebelumnya dijaga Kyle mampu lolos dari adangan untuk menyundul bola di mulut gawang.
Apesnya bagi Arsenal, tidak lama setelah gol tersebut Trossard menerima kartu kuning kedua.
Dia melakukan pelanggaran terhadap Bernardo Silva.
Bukan pelanggaran yang dinilai wasit, namun pergerakan setelah pelanggaran tersebut di mana ia menendang bola keluar. Alasan itu telah dikonfirmasi oleh Premier League.
Main dengan 10 pemain di 45 menit kedua bagaikan kematian bagi Arsenal. Anak asuh Mikel Arteta tidak bisa berbuat banyak selain bertahan.
Pertahanan Arsenal seakan membuat Man City frustasi dengan mengalirkan bola satu-dua sentuhan di luar kotak penalti dan diakhir dengan tendangan spekulasi.
Sesekali umpan silang diarahkan ke depan gawang, namun mampu diredam oleh Raya.
Apesnya, upaya Man City membuahkan hasil beberapa detik sebelum peluit akhir dibunyikan.