TRIBUNNEWS.COM - Begitu banyak drama yang terjadi dalam 2x45 menit waktu pertandingan Man City vs Arsenal dalam lanjutan Liga Inggris pekan 5 tadi malam, Senin (23/9/2024).
Hasil laga Man City vs Arsenal yang berlangsung di Etihad Stadium itu berakhir dengan skor 2-2 ditandai dengan kartu merah yang diterima Trossard di penghujung waktu babak pertama.
Laga belum genap satu menit, pemain man City, Rodri sudah bersinggungan dengan Kai Havertz yang membuat permainan dihentikan sejenak.
Pemain Spanyol itu bisa melanjutkan kembali permainan.
Selang delapan menit, kesalahan lini pertahanan Arsenal harus dibayar mahal dengan terciptanya gol Erling Haaland.
Gol ke-100 yang dia ciptakan untuk Man City terjadi karena sisi kanan Arsenal yang lengah.
Savinho mampu mengecoh Calafiori yang membuatnya tertinggal dan mendapatkan ruang kosong bergerak.
Baca juga: Preview Manchester City vs Arsenal, Erling Haaland Tatap Rekor Gol Ke-100, Memepet Rekor Ronaldo
Savinho kemudian memberikan umpan terobosan kepada Haaland yang berada di antara Saliba dengan Magalhaes.
Posisi Haaland sangat menguntungkan, dia jauh dari kedua bek Arsenal itu, hingga mendekati garis penalti ia mampu melepaskan tembakan ke gawang Raya dengan nyaman.
Gol Haaland memicu gemuruh publik tuan rumah untuk menaikkan tensi pertandingan.
Pada menit 19, Rodri ditarik keluar karena cedera. Dia bersinggungan dengan Thomas Partey ketika menunggu bola penjuru.
Apes bagi Man City, kehilangan Rodri membuat kestabilan lini tengah menjadi kurang seimbang.
Arsenal mampu menyamakan kedudukan tiga menit setelah Rodri ditarik keluar yang digantikan oleh Kovacic.
Gol penyeimbang Arsenal tercipta dari kaki Riccardo Calafiori. Mantan pemain Bologna yang menjalani debut sebagai starter dan debut golnya bersama The Gunners.
Gol tersebut menuai banyak kecaman dari pemain dan oficial Man City.
Pasalnya berawal dari pelanggaran di lini tengah, wasit Michel Oliver yang memanggil Kyle Walker untuk menghadapnya meniup peluit sebelum pemain tersebut kembali ke areanya.
Walhasil, sisi kanan Man City renggang, dan itu dimanfaatkan oleh Arsenal. Thomas Partey memberikan umpan silang ke Martinelli.
Martinelli dengan sentuhan dan tipuannya berhasil melewati Kyle dan mengoper bola ke Calafiori.
Pemain asal Italia itu langsung melepaskan tembakan menggunakan kaki kirinya yang mengakibatkan bola mengarah ke tiang jauh sisi kiri gawang Ederson.
Kyle Walker marah, di bench pemain Pep Guardiola tampak emosi hingga menendang kursi duduknya.
"Saya dan Bukayo Saka tidak menghadap wasit, dia yang memanggil kami menghadap," ucap Kyle kepada Sky Sports usai laga.
"Jadi jika saya dipanggil menghadap wasit, dia harus menunggu dan membiarkan saya kembali ke posisi semula sebelum bola melewati kepala saya."
"Saya berjalan kembali (ke posisi saya) sambil berkata, 'Teman-teman, konsentrasi, jangan melakukan hal bodoh, pastikan kita bisa melewati ini.' Bola kemudian melewati kepala saya."
"Saya seorang bek, saya adalah garis pertahanan pertama, dia seharusnya membiarkan saya kembali dan bersiap, lalu meniup peluit," jelasnya.
Kyle menyangkan keputusan Oliver yang meniup peluit sebelum ia kembali ke posisinya.
Menurut Pep, ketika lini pertahanan man City seharusnya menutup ruang yang ditinggal Kyle ketika menghadap wasit.
Bola mati Arsenal mengalir begitu cepat, dan itu tidak diantisipasi dengan baik oleh anak asuhnya.
"Kami tahu bahwa setiap tendangan bebas mereka selalu bersentuhan cepat dengan pemain sayap dan mereka sangat bagus dengan Saka dan Martinelli, dan saya tidak suka bek tengah ketika itu pelanggaran dan mereka terus maju," ungkap Pep.
Pertandingan dengan tensi tinggi itu dirusak oleh Oliver, namun bagaimanapun satu-dua kesalahan masih bisa dimaklumi. Dia harus menghadapi kritikan dari 22 pemain di atas lapangan.
Menurut Peter Schmeichel yang menjadi pundit untuk Sky Sports, Michael Oliver hanya ingin dirinya sendiri yang menjadi pusat perhatian.
"Ini adalah pertandingan terbesar di Liga Inggris sejauh ini," kata mantan kiper Manchester United itu.
"Kartu kuning yang ringan! Mengapa Oliver mencoba merusaknya? ini adalah pertandingan besar, emosi sedang memuncak, pahami apa yang anda hadapi di sini, tetapi tidak. Michael Oliver ingin dirinya sendiri menjadi pusat perhatian," tambahnya.
Arsenal membuktikan diri sebagai tim yang memiliki eksekutor terbaik bola mati.
Replika gol ke gawang Tottenham terjadi lagi di laga ini. Umpan penjuru Saka disundul Magalhaes untuk merubah keadaan menjadi 1-2.
Magalhaes yang sebelumnya dijaga Kyle mampu lolos dari adangan untuk menyundul bola di mulut gawang.
Apesnya bagi Arsenal, tidak lama setelah gol tersebut Trossard menerima kartu kuning kedua.
Dia melakukan pelanggaran terhadap Bernardo Silva.
Bukan pelanggaran yang dinilai wasit, namun pergerakan setelah pelanggaran tersebut di mana ia menendang bola keluar. Alasan itu telah dikonfirmasi oleh Premier League.
Main dengan 10 pemain di 45 menit kedua bagaikan kematian bagi Arsenal. Anak asuh Mikel Arteta tidak bisa berbuat banyak selain bertahan.
Pertahanan Arsenal seakan membuat Man City frustasi dengan mengalirkan bola satu-dua sentuhan di luar kotak penalti dan diakhir dengan tendangan spekulasi.
Sesekali umpan silang diarahkan ke depan gawang, namun mampu diredam oleh Raya.
Apesnya, upaya Man City membuahkan hasil beberapa detik sebelum peluit akhir dibunyikan.
Stones mampu menyontek bola di depan kotak penalti dari hasil bola liar. Pemain Arsenal tertunduk lesu dengan gol tersebut.
Hingga akhirnya, hasil imbang rasa kekalahan bagi Arsenal, tensi yang tinggi bertahan hingga ujung laga, bahkan setelah pertandingan di mana beberapa pemain terlibat cekcok.
Tidak sedikit anak asuh Arteta yang mengalami cedera akibat permainan dengan tensi tersebut.
(Tribunnews.com/Sina)