"Kami memperhatikan itu, tetapi begitulah bagusnya mereka," tambahnya.
Leicester sempat mengejar ketertinggalan di awal babak kedua.
Sundulan Justin mengenai badan Kai sehingga merubah arah bola dan mengecoh Raya.
Hanya berselang beberapa menit, Justin kembali memberikan kejutan. Umpan Ndidi ia sambut dengan tendangan voli yang sempurna ke gawang Raya.
Publik Emirates pun terdiam, dua gol keunggulan kini dalam ancaman dengan hanya satu poin yang bisa dibawa pulang.
Tapi, Arsenal punya satu senjata yang tidak dimiliki oleh Manchester City, Liverpool, ataupun tim lainnya yang musim ini bersaing untuk gelar juara Liga Inggris.
Yakni skema bola mati.
Total 17 tendangan sudut yang dihasilkan Arsenal bukanlah angka yang sedikit, sejumlah peluang dari Calafiori, Magalhaes mampu dipatahkan oleh kipper Leicester yang tampil gemilang dalam laga itu.
Arsenal merubah skenario dari tendangan sudut yang mereka lakukan. Jika awalnya banyak mengincar tiang dekat dan tengah, cara lainnya dengan mengincar tiang jauh.
Sejumlah pemain bertugas memblok pemain lawan, dan menyisakkan satu eksekutor. Pada kesempatan itu, Trossard yang berada paling jauh menyontek bola dengan lemah ke sisi tengah dan mengenai pemain Leicester.
Gol Trossard bukanlah yang terakhir, serangan balik yang efektif membuahkan gol keempat. Dua gol terakhir Arsenal tercipta di masa injury time.
Jika melihat matrik serangan Arsenal tadi malam, mereka sangat efisien dari berbagai sisi dalam permainan terbuka.
Sky Sports menempatkan Arsenal sebagai kandidat kuat juara musim ini, satu keunggulan yang mereka miliki Ketika serangan buntu adalah bola mati yang begitu efektif.
Sudah tiga laga beruntun, lawan Tottenham, Man City, dan kini Leicester anak asuh Mikel Arteta mencetak gol dari scenario tendangan penjuru.