TRIBUNNEWS.COM - Manchester United terlihat masih sulit berjodoh dengan raihan tiga poin alias kemenangan ketika bertarung di kompetisi Eropa entah itu Liga Champions maupun Liga Eropa.
Teranyar, Manchester United kembali gagal meraih tiga poin saat bertamu ke markas Fenerbahce, Jumat (25/10/2024).
Bertanding melawan Fenerbahce, Manchester United lagi-lagi hanya bisa mendapatkan satu poin saja dari lawannya.
Sempat unggul terlebih dahulu lewat Christian Eriksen (15'), Manchester United harus kebobolan pada awal babak kedua.
Ialah Youssef En-Nesyri yang menjadi aktor utama di balik jebolnya gawang Manchester United yang dikawal Andre Onana.
Gol pemain Timnas Maroko itu akhirnya menjadi gol terakhir yang tercipta dalam laga Fenerbahce vs Manchester United.
Skor 1-1 akhirnya mewarnai jalannya laga kedua tim, baik Fenerbahce dan Manchester United harus puas dengan 1 poin.
Baca juga: Jose Mourinho Kembali Berulah: Terkejut oleh Aksi Onana hingga Komentar Satir usai Dapat Kartu Merah
Khusus bagi Manchester United, hasil imbang melawan Fenerbahce jelas patut disesalkan mengingat dampaknya.
Ya, untuk ketiga kalinya secara beruntun, Setan Merah harus puas dengan raihan satu poin dalam setiap laganya di Liga Eropa musim ini.
Sebelum ditahan Fenerbahce pada matchday ketiga, Manchester United ditahan Twente dan Porto pada laga sebelumnya.
Torehan tiga poin dari tiga hasil imbang pada tiga laga pembuka Liga Eropa tentu menjadi rapor kurang mengesankan.
Apalagi bagi tim sekelas Manchester United yang punya ambisi besar untuk kembali berjaya seperti era Sir Alex Ferguson.
Dengan raihan tiga poin dari tiga laga, Manchester United kini terdampar jauh di urutan 21 klasemen sementara.
Perjuangan Manchester United untuk bisa lolos otomatis ke fase gugur tentu bakal semakin sulit dan terjal.
Hal ini mengingat Manchester United tinggal memiliki lima kesempatan lagi untuk bisa menyegel posisi delapan besar guna bisa lolos otomatis ke 16 besar.
Jika tidak segera kembali ke jalur kemenangan, bukan hal mustahil tim Setan Merah bakal gagal lolos ke fase gugur.
Lebih dari itu, kegagalan Manchester United meraih satupun kemenangan musim ini di kompetisi Eropa memperpanjang rapor buruk mereka sendiri.
Jika dihitung, Manchester United hanya mampu memetik satu kemenangan dari 11 laga terakhirnya di kompetisi Eropa.
Pada musim lalu saja ketika bertarung di Liga Champions, Setan Merah hanya bisa menang sekali di babak penyisihan.
Hingga pada akhirnya, nasib tragis dirasakan Manchester United yang harus rela menjadi juru kunci klasemen fase grup.
Catatan satu kemenangan dari 11 laga terakhir di kompetisi Eropa tentu menodai harga diri Manchester United.
Dibandingkan dengan performa wakil Inggris lainnya di Eropa, nyatanya Manchester United paling mengecewakan.
Di Liga Champions musim ini saja, empat wakil Inggris menunjukkan taji terbaiknya dengan belum pernah kalah sampai matchday ketiga.
Aston Villa, Manchester City dan Liverpool bahkan mampu menguasai tiga besar klasemen teratas dengan poin sempurna.
Lalu, Arsenal yang meraih dua kemenangan dan satu kemenangan juga belum pernah kebobolan di kompetisi yang sama.
Begitupula dengan Tottenham Hotspur yang mampu meraup poin sempurna di kompetisi yang sama dengan Setan Merah.
Chelsea pun juga mengukir performa impresif di UEFA Conference League dengan menyapu bersih dua laga pembuka dengan kemenangan.
Berkaca dari fakta tersebut, Manchester United benar-benar seperti aib wakil Inggris di kompetisi Eropa pada musim ini.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)