TRIBUNNEWS.COMĀ - Vinicius Junior cuma menempati peringkat kedua dalam penentuan pemain terbaik se-dunia atau disebut dengan trofi Ballon d'Or 2024.
Pemain Real Madrid ini kalah bersaing dengan gelandang Timnas Spanyol sekaligus Manchester City, Rodri.
Rodri mendapat poin terbanyak dari voters yang terdiri jurnalis masing-masing negara peringkat ranking 100 besar FIFA.
Kendati demikian, banyak pihak yang menyoroti bahwa hasil Ballon d'Or kali ini masih bisa diperdebatkan.
Hal tersebut secara teknis mengarah kepada sosok Vinicius Junior sendiri.
Yap, Vinicius dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap tindakan rasisme di dunia sepak bola.
Pemain 24 tahun kerap kali melawan perlakuan itu selama berkarier di La Liga Spanyol.
Bahkan setidaknya ada dua pelaku yang telah dijebloskan ke penjara imbas kasus tersebut.
Baca juga: Real Madrid Boikot Upacara Pemberian Penghargaan Ballon dOr, Tanpa Vinicius & Jude Bellingham
Menurut seorang narasumber yang berasal dari pihak manajemen Vinicius Junior, hal inilah yang membuat sang pemain gagal mendapatkan trofi Ballon d'Or 2024.
Klaim dari pihak Vinicius Junior mengatakan, bahwa dunia belum siap memberikan trofi Ballon d'Or kepada pemain yang menentang sistem.
"Sepak bola dunia belum siap menerima pemain yang menentang sistem," ucap seseorang yang dirahasiakan oleh Reuters.
Sejalan dengan keterangan tersebut, Eduardo Camavinga, rekan Vinicius Junior di Real Madrid mengatakan, bahwa penentuan trofi Ballon d'Or merupakan hal yang berhubungan dengan politik.
"Sepak bola adalah politik,"
"Saudaraku (Vinicius), kamu adalah pemain terbaik di dunia dan tidak ada penghargaan yang mengatakan sebaliknya," tulis Camavinga di laman X (Twitter).