TRIBUNNEWS.COM - Pemecatan Erik ten Hag dari jabatan pelatih Manchester United membuat Pep Guardiola ikut merasa kasihan.
Manajer Manchester City, Pep Guardiola, menyampaikan rasa simpatinya kepada Erik ten Hag setelah pelatih asal Belanda itu diberhentikan oleh Manchester United pada Senin (28/10).
Pemecatan tersebut terjadi di tengah performa buruk Man United yang kini berada di posisi ke-14 klasemen Liga Premier.
Kekalahan 2-1 United dari West Ham United pada Minggu menjadi pertandingan terakhir bagi Ten Hag sebelum kontraknya diakhiri.
Selama 29 bulan masa kepemimpinannya di Old Trafford, Ten Hag berhadapan dengan City sebanyak tujuh kali.
Guardiola berhasil membawa timnya menang empat kali, termasuk kemenangan 6-3 pada Oktober 2022.
Meski begitu, United juga mencatat kemenangan berkesan 2-1 atas City yang membuat mereka memenangkan Piala FA musim lalu.
Baca juga: Sporting CP Konfirmasi Kepindahan Ruben Amorim ke Manchester United, Ditebus Rp 170 Miliar
Berbicara dalam konferensi pers pada Selasa, Guardiola mengungkapkan rasa simpatinya atas pemecatan rekan seprofesinya itu.
"Selalu saya merasa kasihan kepada pelatih yang dipecat, Anda tahu?" ujar Guardiola jelang melawan Tottenham Hotspur di Carabao Cup.
"Dia kehilangan posisinya, dan saya sangat menyesal untuknya," kata Guardiola, dikutip dari Daily Mail.
Guardiola juga menegaskan bahwa hubungannya dengan poelatih asal Belanda itu sangat baik.
"Saya punya hubungan yang luar biasa dengannya. Saya pikir dia telah mewakili Manchester United di level tertinggi, terutama dalam hal sikap dan perilaku," kata dia.
Pelatih asal Spanyol itu menyoroti bahwa pemecatan adalah bagian yang tak terelakkan dalam profesi manajerial, berbeda dengan pekerjaan lain seperti dokter atau arsitek.
"Di pekerjaan kami, orang-orang selalu berharap Anda dipecat. Tak ada yang berkata begitu kepada dokter, guru, atau arsitek," katanya. "Tetapi kami, para pelatih, harus menerima itu," sambungnya.
Pemecatan Ten Hag menegaskan kerasnya dunia manajerial dalam sepak bola, di mana performa buruk jarang dimaafkan.
Tidak peduli seberapa hebat hubungan seorang pelatih dengan klub atau seberapa baik rekam jejaknya di masa lalu.
Baca juga: Solidaritas Pelatih asal Belanda, Arne Slot Berharap Ten Hag yang Dipecat MU Kembali ke Klub Besar
Menurut Guardiola, hasil pertandingan adalah segalanya dalam sepak bola.
"Pekerjaan kami bergantung pada hasil. Jika hasilnya tidak baik, tidak ada yang bisa mempertahankan posisi itu. Begitu juga saya. Bahkan jika Anda tampan atau berbicara dengan baik, itu tidak cukup," kata dia.
Meski begitu, Guardiola optimis Ten Hag akan segera bangkit dan kembali ke dunia sepak bola.
"Saya berharap yang terbaik untuknya dan keluarganya. Dia akan kembali lebih kuat. Semua orang tahu, termasuk saya dan dia, bahwa pekerjaan kami sepenuhnya bergantung pada hasil," jelasnya.
Guardiola Juga Tak Kebal dari Risiko Pemecatan
Guardiola, yang telah melatih Manchester City sejak Juli 2016, menyadari bahwa posisinya juga tidak sepenuhnya aman jika performa timnya menurun.
"Saya memiliki hubungan yang luar biasa dengan pimpinan klub, tapi tanpa hasil, saya juga tidak akan bertahan di sini," ujarnya.
Saat ini, kontrak Guardiola di Manchester City dijadwalkan berakhir pada Juni tahun depan.
Namun, bagi Guardiola, masa depan seorang pelatih selalu terkait dengan performa dan hasil di lapangan.
"Ini adalah bisnis, dan kami harus menerima kenyataan itu," tutupnya.
(Tribunnews.com/Tio)