News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Masalah Pelik Manchester City, Pep Diambang Rekor Buruk Jelang Lawan Brighton di Liga Inggris

Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Drajat Sugiri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Manajer Manchester City asal Spanyol Pep Guardiola bereaksi setelah pertandingan sepak bola babak 16 besar Piala Liga Inggris antara Tottenham Hotspur dan Manchester City di Stadion Tottenham Hotspur di London, pada 30 Oktober 2024. (Foto oleh BENJAMIN CREMEL / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Masalah pelik Manchester City, badai cedera pemain, kurangnya kepercayaan diri yang menyebabkan mereka tersungkur.

Manchester City kalah tiga laga secara berturut-turut dan diambang sejarah di bawah arahan Pep Guardiola saat menghadapi Brighton akhir pekan ini.

Kalau kalah dari Brighton, itu akan menjadi yang pertama bagi Pep Guardiola semasa jabatannya di Manchester City.

Keraguan pun muncul, apakah bisa Manchester City untuk emmpertahankan gelar Liga Inggris musim ini?

Striker Manchester City Norwegia #09 Erling Haaland bereaksi setelah gagal mencetak gol pada pertandingan sepak bola final Piala FA Inggris antara Manchester City dan Manchester United di stadion Wembley, di London, pada 25 Mei 2024. (Photo by JUSTIN TALLIS / AFP) (AFP/JUSTIN TALLIS)

Gelandang Man City, Bernardo Silva mengakui ada yang tidak beres dalam timnya saat ini.

Sejumlah pemain yang cedera menyebabkan Man City dilema menghadapi padatnya jadwal kompetisi.

Apalagi ketika bertandang ke Portugal dikalahkan Sporting CP 4-1, kondisi tersebut menegaskan hilangnya sebuah rasa dari tim.

"Sulit untuk menemukan alasan apa yang terjadi pada kami saat ini," ucap Bernardo Silva kepada TNT Sports, dilansir Goal Internasional.

"Saya tidak ingat dalam tujuh setengah musim kalah tiga kali berturut-turut."

"Kami berada di tempat yang gelap, semuanya tampak berjalan salah," jelasnya.

Baca juga: City Kalah Tiga Kali Beruntun, Pep Guardiola Merasa Seperti Debut Lagi di Manchester City

Kondisi saat ini berbeda dengan musim sebelumnya, Manchester City yang kehilangan Kevin De Bruyne satu setengah musim dan Haaland selama dua bulan, tetapi tetap mampu memenangkan trofi.

Gary Neville pada Mei lalu pernah mengungkapkan, Man City mampu meredam atmosfer yang paling menakutkan menjadi sunyi dengan menguasai bola.

Akhir kompetisi memang masih panjang, peluang belum tertutup untuk Manchester City, tetapi jika tidak segera bangkit, harapan itu akan sirna jika melihat kompetitifnya pesaing musim ini.

Faktor di atas menyebabkan banyak masalah dalam permainan Man City, mulai dari kepercayaan diri penyerang Erling Haaland, lini tengah yang berongga, serta lini pertahanan yang melemah.

Erling Haaland tidak mencetak gol dalam enam dari 10 pertandingan terakhirnya untuk Manchester City.

Di Liga Inggris, dalam 5 pertandingan terakhir, top skor Liga Inggris itu hanya mencetak satu gol.

Saat melawan Sporting CP, Haaland tidak membuat satu pun tembakan ke gawang.

Di lini pertahanan, Guardiola menggunakan empat bek yang berbeda dalam lima pertandingan terakhir.

Pemain muda Jahmai Simpson-Pusey yang baru berusia 19 tahun pun memainkan debutnya ketika tidak ada lagi opsi di bangku cadangan.

John Stones absen, Kyle Walkser baru pulih dari cedera, dan beberapa nama yang absen karena cedera.

Kurangnya pemain berpengalaman di lini pertahanan membuat Man City rapuh.

Satu hal penting yang tak luput dari pandangan, Man City rindu sosok Rodri. Peraih Ballon d'Or 2024.

Dia mengalami cedera saat melawan Arsenal dan belum diketahui pasti kapan pemain Spanyol itu akan kembali merumput.

Diketahui, Rodri seperti jendral di lini tengah Man City. Hal itu menyebabkan perannya harus di gantikan oleh Kovacic atau Gundogan.

Tapi tetap saja, peran vital Rodri belum bisa dibackup oleh kedua pemain tersebut.

Krisis ini butuh solusi yang cepat dari Pep Guardiola jika ingin menyelamatkan Manchester City dalam persaingan gelar juara.

Gelandang Manchester City asal Belgia #17 Kevin De Bruyne (C) merayakan gol kedua bersama rekan setimnya dalam pertandingan sepak bola Liga Primer Inggris antara Manchester City dan Ipswich Town di Stadion Etihad di Manchester, Inggris barat laut, pada 24 Agustus 2024. (Darren Staples / AFP)

Pada Desember mendatang, Man City akan menjalani jadwal maut dengan melawan klub-klub papan atas.

Mulai dari Liverpool, Juventus, Aston Villa, Tottenham, hingga Derby Manchester melawan Man United.

"Kami tahu ini akan menjadi musim yang sulit sejak awal, tetapi inilah kenyataannya," kata Pep.

"Saya suka. Saya ingin menghadapinya dan mengangkat semangat para pemain saya."

"Ini adalah momen yang sulit dalam hal hasil, tetapi saya ingin berada di sini, saya ingin berjuang. Saya tidak akan menyerah, saya suka tantangan yang saya hadapi sebagai pelatih," tegasnya.

Namun, terlepas dari itu semua, tidak Man City yang bisa memberikan kejutan.

Ingat pada musim 2020/2021, Man City hanya memenangkan 5 dari 13 pertandingan pertama Liga Inggris.

Tetapi setelah itu, Man City memborong 15 pertandingan dengan kemenangan untuk merebut gelar Liga Inggris dari Liverpool.

Itu adalah awal dari bagian juara tiga kali berturut-turut Man City meraih gelar Liga Inggris.

Kembali ke penyataan Gary Neville, Guardiola memiliki kemampuan langka untuk menerangi kegelapan dan menggunakan titik terendahnya untuk merencanakan kesuksesan terbesarnya.

Menarik dinandikan, solusi apa yang akan dihadrikan Pep Guardiola untuk membawa Manchester City keluar dari keterpurukan ini.

(Tribunnews.com/Sina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini