Teddy melanjutkan, agar sepak bola putri Tanah Air dapat berprestasi dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang lengkap dan pengembangan talenta yang dipupuk sejak usia dini.
Inilah yang menjadi alasan MilkLife Soccer Challenge menyasar para siswi Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah sebagai langkah awal dalam upaya memajukan sepak bola putri Indonesia.
"Pencapaian prestasi gemilang juga ditentukan dengan adanya infrastruktur yang bagus dan dibutuhkan fondasi kokoh. Infrastruktur bukan hanya stadion atau lapangan tetapi juga pengembangan talenta berjenjang dan berkelanjutan. Dengan adanya fondasi yang kuat akan membuat proses pembangunan sepak bola putri di tahapan-tahapan selanjutnya menjadi lebih baik. Semua itu adalah suatu proses jangka panjang, tetapi tujuan kami adalah memiliki tim nasional putri yang kompetitif dan mampu bersaing di level Asia maupun dunia," ucap Teddy.
Selaras dengan hal tersebut, Brand Manager MilkLife Adrian Tan menyambut positif adanya kenaikan besar jumlah peserta pada MilkLife Soccer Challenge - Jakarta Seri 2 2024.
Ia menuturkan, saat ini banyak orang tua semakin menyadari manfaat aktivitas fisik seperti rutin berolahraga untuk tumbuh kembang putra-putri mereka.
“MilkLife Soccer Challenge baru dua kali digelar di Jakarta, tetapi langsung ada peningkatan tinggi dari sekolah, orangtua, maupun siswi-siswi yang ingin ambil bagian dari turnamen ini. Fenomena itu jelas menyiratkan bahwa olahraga adalah kebutuhan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan putra maupun putri. Asupan gizi lengkap termasuk mengonsumsi susu sangat dibutuhkan karena dalam berolahraga sepak bola dibutuhkan fisik prima dan konsentrasi yang baik. Dengan begitu, pesepakbola putri masa depan Indonesia akan #BeraniCetakGol dan semakin hebat dalam mengejar prestasi gemilang,” ucap Adrian.
Penyesuaian Aturan, Ada Babak Kualifikasi
Soccer Challenge - Jakarta Seri 2 melakukan penyesuaian guna mengakomodir peningkatan jumlah peserta di kategori pertandingan 7x7 dengan mengadakan babak kualifikasi terlebih dahulu untuk KU 12 sebelum bersaing di babak penyisihan grup yang berisikan 64 tim.
Di KU 10 yang terdiri dari 31 tim langsung memainkan fase grup.
Sementara itu, untuk kategori Skill Challenge, yakni dribbling, one on one, passing control, penalty shoot, dan shoot on target diterapkan sistem gugur.
Hadirnya kejuaraan ini di delapan kota bukan hanya memberikan fasilitas berupa turnamen sehingga bisa menjadi unjuk bakat di lapangan hijau, tetapi juga dimaksimalkan dengan dilakukan pemantauan bibit-bibit sarat talenta.
Terdapat tim talent scouting yang secara serius mengamati bakat-bakat para peserta di setiap kotanya. Penilaian tim talent scouting tidak hanya dari penguasaan teknik dasar bermain sepak bola, tetapi juga bertumpu pada atletisme, postur tubuh, agility, kepercayaan diri, kerja sama tim, konsistensi, dan daya
juang.
Wajah Baru Curi Perhatian Pencari Bakat
Coach Asep Sunarya selaku Asisten Pelatih Kepala MilkLife Soccer Challenge menyatakan, hingga Sabtu (26/10), sejumlah wajah baru berhasil menyedot perhatian tim pencari bakat setelah menunjukkan kemampuan memukau ketika bertanding di lapangan.