Tak cuma itu, botol-botol minuman soda juga tergeletak tak beraturan di ruang ganti.
Hal yang dilakukan Kosovo ini coba dijelaskan sang kapten, Amir Rrahmani.
Kosovo memilih mogok bertanding karena mereka mendengar chant rasis yang ditujukan kepada mereka.
"Saya mengatakan kepada wasit tentang adanya chant 'Kosovo adalah Serbia' dua kali dan dia tidak melakukan apapun," kata Rrahmani.
"Ketiga kalinya itu terjadi, kami memutuskan untuk meninggalkan lapangan karena itu sangat tidak dibenarkan."
"Semua orang harus tahu Kosovo adalah Kosovo," sambungnya.
Pernyataan itu mendapatkan tanggapan dari pemain Romania, Razvan Marin.
Ia membandingkan tindakan yang diterima Kosovo dengan apa yang dialami para pemain Romania saat bertandang ke markas mereka.
"Ketika kami bermain di markas Kosovo, lagu kebangsaan kami disoraki, kami dipanggil gipsi, dan dihina dengan banyak cara. Namun, kami tidak meninggalkan lapangan," kata Razvan Marin.
"Ada chant rasis? ketika mereka menyebut kami gipsi, bukankah itu rasisme?"
"Itu bahkan lebih buruk dan menghina," paparnya.
Persatuan Sepak Bola Kosovo (FFK) juga sudah mengeluarkan pernyataan resmi.
Intinya, mereka menyayangkan adanya tindakan rasisme dari para pendukung Romania.
"Chant Kosovo adalah Serbia, dan hal semacam itu lainnya, membuat situasi menjadi tidak ideal bagi para pemain kami," kata FFK.