Pemain-pemain muda seperti Marselino Ferdinan, hingga Pratama Arhan yang berkembang di bawah asuhannya bisa saja kehilangan momentum.
Sehingga pergantian pelatih ditengah jalan belum tentu nantinya sang juru taktik yang baru akan meneruskan progres yang telah dibangun selama ini.
Baca juga: Harapan 2025, Shin Tae-yong Minta Dukungan Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
2. Merusak Harmonisasi Skuad Timnas Indonesia
Shin Tae-yong tidak hanya seorang pelatih biasa.
Namun ia juga bisa menjadi bapak dari para pemain-pemain Timnas Indonesia.
Hal itu terbukti dengan kedekatannya dengan para pemain.
Sebab para binaannya di Timnas Indonesia saat ini mayoritas hasil didikannya sejak U-19.
Jika Shin Tae-yong dipecat, pelatih yang baru tentu harus butuh waktu adaptasi untuk menemukan koneksi dengan pemain Timnas Indonesia.
Belum lagi Timnas Indonesia saat ini dihuni banyak bebeberapa pemain abroad yang membuat pelatih baru akan kesulitan mengenal mereka lebih dalam.
3. Belajar dari Arab Saudi dan Vietnam
Jika memecat Shin Tae-yong, Timnas Indonesia harus bersiap seperti nasib yang dialami Arab Saudi dan Vietnam.
Keputusan memecat pelatih di tengah jalan nyatanya tidak selalu membawa hasil positif.
Hal itu terbukti dari Arab Saudi yang memecat Roberto Mancini beberapa waktu lalu.
Pergantian pelatih Arab Saudi yang kini dipegang oleh Herve Renard nyatanya tak langsung berbuah instan.
Selain Arab Saudi yang tak kunjung membaik di Kualifikasi Piala Dunia 2026, terbaru mereka juga terseok-seok dan gagal lolos ke semifinal Piala Teluk 2024.
Hal serupa juga terjadi pada Vietnam saat masa transisi dari Philippe Troussier ke Kim Sang-sik.