TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mengantisipasi bencana banjir yang hampir setiap tahun melanda kota Jakarta, baru-baru ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan aplikasi PetaJakarta.org. Aplikasi ini diluncurkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD DKI Jakarta bekerja sama dengan Twitter Inc, fasilitas Infrastruktur SMART dari Universitas Wollongong, Australia.
Inisiatif ini sebenarnya juga merupakan sebuah proyek penelitian terdepan yang memanfaatkan sumber daya masyarakat komunitas untuk memetakan Tweet terkait banjir dan menyediakan informasi terbaru secara langsung kepada BPBD. Tujuannya, membantu penanganan secara cepat pada saat terjadi darurat banjir.
Kerjasama ini diklaim sebagai yang pertama di dunia antara Twitter Inc, kampus dan Badan Penanggulangan Bencana yang menggunakan data media sosial untuk membangun sebuah model kerja dan menyediakan tanggapan secara real-time terhadap bencana alam.
Aplikasi ini menggunakan apa yang disebut oleh rekanan direktur proyek Dr. Etienne Turpin dan Dr. Tomas Holderness “geosocial intelligence engineering” dan diposisikan sebagai platform gratis dan open-source universitas.
Platform ini akan mengubah Tweet dengan geo-tag menjadi data berharga yang bisa digunakan oleh penduduk Indonesia dan badan pemerintah guna mengenali, mengarahkan, dan merespon lebih cepat terhadap banjir musiman di daerah Jakarta dengan rincian yang tidak pernah ada sebelumnya.
Jutaan pengguna Twitter di Jakarta dapat berpartisipasi dalam hal inisiatif keamanan publik ini di perangkat seluler mereka dengan tiga langkah mudah:
Pertama, aktifkan “location services” atau tambah geo-tag dengan men-klik simbol pin pada saat membuat Tweet di perangkat seluler berbasis iOS/Android anda.
Kedua, ambil atau tambah foto dengan men-klik simbol kamera saat membuat Tweet pada perangkat seluler iOS/Android anda.
Ketiga, kirimkan tweet tersebut ke @petajkt dengan hashtag #banjir dan deskripsi singkat dari situasi banjir.
Semua Tweet dalam format yang benar akan ditampilkan langsung pada peta yang terdapat di situs www.petajakarta.org untuk digunakan oleh penduduk, dan juga akan ditampilkan pada peta yang berada di ruang kendali kejadian sebagai perangkat tambahan tanggap bencana secara real-time.
Peluncuran PetaJakarta.org diadakan di Balai Kota Jakarta dan dihadiri Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama; Professor Pascal Perez, Direktur Penelitian dari Fasilitas Infrastruktur SMART, Universitas Wollongong; dan Mark Gillis, Kepala Kerjasama Akademik, Twitter Inc.
"Ini bukan hanya proyek untuk mengumpulkan data terkait banjir secara pasif, namun juga merupakan wujud tindakan. Kita tidak butuh data yang banyak, tapi kita butuh smart data, dan sensor terpintar yang kita punya adalah masyarakat itu sendiri. Melalui kerjasama dengan BPBD dan Twitter, kita memberdayakan masyarakat untuk melaporkan masalah banjir, dan membantu pemerintah mengembangkan perangkat open-source untuk mengerti dan menggunakan informasi secara real-time," ujar Professor Pascal Perez.
Kepala BPBD DKI Jakarta, Bambang Musyawardana, mengatakan, dengan mengumpulkan dan memetakan tweet masyarakat menggunakan platform PetaJakarta.org yang dibangun oleh UOW/SMART, BPBD DKI Jakarta kini bisa mengajses informasi langsung melalui media sosial untuk melengkapi sistem tanggap bencana saat ini.
"Hal ini akan memungkinkan kami untuk merespon lebih cepat dalam situasi banjir dan membantu menyelamatkan lebih banyak nyawa, sementara warga dapat memperingatkan satu sama lain dan bermobilisasi di sekitar kota dengan lebih aman," ujar dia.