TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan media sosial (medsos) Twitter berencana membangun kantornya di Jakarta. Untuk itu, para petinggi perusahaan tersebut menyambangi Balai Kota Jakarta untuk bertemu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia DKI Jakarta (Hipmi Jaya) menyambut baik langkah Twitter. Bahkan Hipmi Jaya menilai, sudah saatnya Indonesia punya kawasan semacam Silicon Valley.
"Banyak perusahaan teknologi informasi yang ingin buka kantor di Indonesia sebab marketnya menggiurkan. Hanya saja mereka belum lihat ada value added dan insentifnya seperti apa kalau mereka buka kantor di Indonesia. Sebab itu, Hipmi Jaya mengusulkan ada kawasan khusus atau semacam distrik khusus buat perusahaan-perusahaan TI, content provider, komputer, dan sejenis seperti konsep Silicon Valley ini. Sama saja dengan ada namanya distric finance. Jadi ada area khusus," kata Ketua Umum Hipmi Jaya Rama Datau Gobel di Jakarta, Senin (15/12/2014).
Di Amerika Serikat, Silicon Valley merupakan sebuah julukan sebab daerah ini memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang komputer dan semikonduktor dan teknologi informasi serta industri kreatif.
Sebelum Twitter, Facebook sudah terlebih dahulu membuka kantor di kawasan SCBD Sudirman Jakarta. Kemudian, para petinggi Twitter mendatangi Ahok.
Marketing Director Twitter for India and Southeast Asia, Rishi Jaitly menjelaskan, kedatangannya menemui Ahok untuk menyampaikan rencana pembangunan kantor cabang Twitter di Indonesia yang berpusat di Jakarta. Indonesia, khususnya Jakarta, merupakan salah satu wilayah dengan basis pengguna Twitter terbesar di dunia. Twitter, lanjut dia, akan memperluas fungsi media sosial sebagai sarana pemerintah untuk berkomunikasi dengan warganya.
Rama mengatakan, di kawasan ini juga (Silicon Valley Indonesia) akan menjadi basis pertumbuhan sektor ekonomi kreatif, dimana sektor ini kontribusinya sangat besar untuk perekonomian negara.
"Kalau ngumpul di satu kawasan, akan gampang mengelolahnya, gampang dilirik perbankan, bahkan akan banyak didukung oleh investor non bank, seperti angel investor dari luar negeri," kata Rama.