TRIBUNNEWS.COM – Swatch dikenal sebagai perusaahan arloji konvensional yang menyasar kalangan muda. Kini, memasuki era serba jam pintar, Swatch pun tak ingin ketinggalan.
Sejak Februari lalu, kabar menyebut Swatch bakal turut terjun ke industri smartwatch. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda Swatch bakal menelurkan produk arloji pintar pertamanya.
Dilansir dari Gizmodo, rupanya langkah Swatch memasuki industri smartwatch diawali dengan menggodok elemen penting untuk solusi masalah arloji pintar, yakni baterai yang tahan lama.
Swatch dikabarkan tengah menggodok baterai super untuk smartwatch dan mobil. Kekuatan baterai super ini mencapai dua kali lipat dari kapasitas baterai yang saat ini beredar di pasaran.
Target Swatch atas baterai tersebut adalah dapat bertahan hingga enam bulan setelah pengisian daya. Target ini bisa dibilang ambisius. Mengingat, rata-rata baterai smartwatch yang beredar hanya mampu bertahan seharian penuh.
Ketahanan baterai smartwatch paling prima saat ini hanya dimiliki Pebble. Apple Watch yang digadang-gadang sebagai pembawa revolusi kebiasaan manusia pun hanya memiliki ketahanan baterai hingga sehari penuh.
Pergerakan progresif Swatch, jika benar terwujud, bakal jadi solusi yang mampu menyelesaikan banyak persoalan sekaligus pada sebuah arloji pintar.