News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cuma di Indonesia, 74 Persen Transaksi e-Commerce Masih Andalkan Transfer lewat ATM

Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi e-commerce

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tahukah Anda betapa angka transaksi di Tiongkok lewat e-commerce sudah jauh melebihi Amerika yang disebut sebagai biangnya e-commerce dunia.

Negeri tirai bambu mencatatkan rekor tertinggi sedunia dengan angka transaksi mencapai 436 miliar dolar. “Ini artinya tiga kali APBN kita,” ujar Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rabu (30 September) di BEI, Jakarta.

Amerika hanya mampu membuat transaksi sebesar 300 miliar dolar. Karena itulah, Rudiantara membuat beberapa langkah strategis.

Salah satunya menggenjot penggunaan frekuensi 800 MHz di jalur 4G LTE, sehingga jaringan yang merupakan modal bisnis perdagangan elektronik itu berjalan lebih mulus dan cepat. “Tak hanya itu, kita juga harus siapkan internet yang enggak lelet tetapi juga secure,” ujarnya.

Transaksi e-commerce di Indonesia sendiri sebenarnya juga tengah tumbuh. Pemainnya mulai banyak. Dari kelas start up, UMKM hingga skala besar seperti mataharimall.com. Namun, jika dibanding negara lain, angka transaksinya masih jauh asap dari panggang. Tahun silam baru menembus 12 miliar dolar.

“Kita ini sekarang sudah dihadapkan dengan apa yang disebut digital economy,” tambahnya. Banyak hal yang belum terperhatikan. Misalnya saja untuk metode pembayaran (payment gateway), baru paypal yang tersedia. “Akibatnya jika Anda menggunakan paypal, uang larinya ke Irlandia sana,” tandas pria yang akrab dipanggil RA itu.

Sementara itu, yang tak memiliki akun paypal, mereka memilih menggunakan transfer uang. “Bayangkan 74 persen transaksi e-commerce masih didominasi dengan transfer melalui ATM,” buka penggemar makanan buntil ini. Mereka membayar lewat ATM, lalu memotret struk dan mengirimkan foto bukti struk ke penyedia layanan e-commerce.

Solusi menurut RA tidak ada jalan lain kecuali membuat national payment gateway. Namun, untuk mewujudkan dibutuhkan andil otoritas keuangan, dalam hal ini pihak perbankan.

Tak hanya itu, RA juga bersiasat untuk mengakomodir setidaknya delapan kementerian terkait bisnis e-commerce. Kemudian, langkah mengajak investor untuk mengucurkan modal ke perusahaan e-commerce juga bakal dilakukan.

Bila semua strategi ini berjalan mulus, menurut Rudiantara, lima tahun lagi angka transaksi e-commrce di Indonesia bisa mencapai 135 miliar dolar. “Ini memberi sumbangan sekitar delapan persen ekonomi bangsa kita,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini