TRIBUNNEWS.COM, SAO PAULO- Seorang eksekutif Facebook di Brasil ditahan pihak kepolisian setempat. Dia adalah Diego Dzodan, VP Facebook untuk Amerika Latin.
Alasannya, Dzodan gagal memenuhi kewajibannya seperti yang diperintahkan pengadilan.
Sebelumnya, pihak pengadilan Brasil meminta Facebook untuk menyediakan data dari WhatsApp, aplikasi pesan yang dimilikinya, terkait dengan investigasi kriminal peredaran obat-obatan terlarang.
Polisi akhirnya menahan Dzodan untuk kemudian ditanyai pada Selasa pagi. Pihak Facebook sendiri sudah mengonfirmasi hal ini dan mengatakan sampai saat ini Dzodan masih ditahan.
Berdasarkan profil LinkedIn miliknya, Dzodan bergabung ke Facebook pada Juni lalu. Pada profil Facebook dan LinkedIn-nya juga menyebit Dzodan sebagai VP untuk Amerika Latin Instagram, yang juga dimiliki Facebook.
Menurut Juru Bicara Polisi Federal Brasil di Sergipe, penahanan Dzodan dilakukan empat bulan setelah pihak kepolisian mendapatkan surat perintah dari pengadilan.
Pihak kepolisian di Sergipe mengatakan bahwa mereka membutuhkan bantuan Facebook dalam sebuah kasus di mana para tersangka menggunakan aplikasi pesan Facebook dan WhatsApp untuk berkomunikasi dan merencanakan kejahatan mereka. Menurut sang jubir, platform lain yang juga digunakan adalah Gmail.
Pihak kepolisian juga bilang, hakim pengadilan sudah tiga kali memerintahkan Facebook untuk membantu kepolisian. Bahkan pengadilan mulai mengenakan denda sekitar 50.000 real atau setara dengan US$ 12.600 per hari sekitar dua bulan lalu.
Pada Januari kemarin, besarnya denda naik menjadi 1 juta real atau US$ 253.000 per hari.
Dalam pernyataannya kepada CNN, juru bicara Facebook menyebut penahanan tersebut merupakan kebijakan yang ekstrem dan tidak pada tempatnya.
"Kami sangat kecewa. Facebook akan selalu dan siap kapan saja untuk menjawab pertanyaan dari kepolisian," jelas Facebook.
Sekadar informasi saja, Facebook membeli WhatsApp senilai US$ 19 miliar dua tahun lalu. Menurut Facebook, kedua perusahaan berjalan sendiri-sendiri.