TRIBUNNEWS.COM – Biro Penyelidikan Federal AS (FBI) meminta agar Apple membuka kunci pengaman iPhone yang diduga milik teroris pelaku penembakan di San Bernardino.
Permintaan ini berbuntut panjang karena ditolak secara terbuka oleh Apple.
Namun benarkah FBI tak berdaya di hadapan sistem sekuriti ponsel pintar itu? Edward Snowden punya pendapat sebaliknya.
Menurut pembocor dokumen CIA ini, FBI sebenarnya berbohong. Biro investigasi tersebut dipandangnya bisa saja membobol iPhone tanpa perlu bantuan Apple.
“FBI mengatakan bahwa Apple memiliki ‘kemampuan teknis eksklusif’ untuk membuka kunci iPhone,” sebut Snowden ketika berbicara dalam konferensi Common Cause’s Blueprint for Democracy, seperti dirangkum dari 9to5mac, Kamis (10/3/2016).
“Dengan segala hormat, itu cuma omong kosong,” lanjut dia.
Snowden beralasan bahwa FBI memiliki opsi lain yang bisa dilakukan sendiri, di samping meminta tolong langsung pada sang pembuat iPhone.
Sebelumnya, dia memang pernah menjabarkan metode untuk melewati mekanisme pengaman iPhone yang secara otomatis akan menghapus data apabila pengguna salah memasukkan kode PIN sebanyak 10 kali.
Caranya adalah dengan menyalin keseluruhan isi memori flash iPhone.
Chip NAND flash yang menyimpan memori tersebut dicopot untuk dibaca dengan alat khusus yang mampu membaca dan menulis (flashing) ke NAND.
Chip kemudian dipasang kembali untuk mencoba serangkaian kombinasi PIN.
Apabila gagal, FBI tinggal mengulangi langkah di atas dan menyalin kopi memori ke chip NAND iPhone yang isinya telah terhapus.
Ini bisa dilakukan berulang-ulang sehingga akhirnya ditemukan kombinasi PIN yang cocok.
Menurut Snowden, metode semacam yang dijabarkannya itu bisa dilakukan oleh banyak penyedia jasa data recovery, apalagi lembaga sekelas FBI.