TRIBUNNEWS.COM – Sekitar empat tahun lalu, tepatnya Juni 2012, lebih dari 6 juta akun LinkedIn diretas dan diperjualbelikan oleh oknum tak bertanggung jawab yang menamai dirinya "Peace".
Kini, peretas asal Rusia tersebut kembali berulah.
Sebanyak 117 juta email dan password LinkedIn dijual di marketplace ilegal.
Harganya dipatok 5 bitcoin atau setara 2.200 dollar AS (Rp 29,7 jutaan), sebagaimana dilaporkan TheNextWeb, Jumat (20/5/2016).
Peace sudah mengakui perbuatannya tersebut. Ia mengatakan ratusan juta akun itu dikumpulkan saat peretasan pada 2012 silam.
Artinya, angka enam juta yang sebelumnya terindikasi bukanlah angka sebenarnya.
LinkedIn, kata Peace, memang tak mengekspos secara terbuka seberapa besar pengguna yang terimbas kala itu.
Peace menambahkan, mayoritas password di LinkedIn sejatinya terenkripsi oleh algoritma SHA1. Meski begitu, 90 persen telah sukses diretas.
Saat dimintai keterangan, juru bicara LinkedIn mengatakan akan meningkatkan kualitas keamanan pada layanannya.
"Kami sedang mengambil langkah solutif untuk membatalkan password akun yang teretas," kata juru bicara tersebut.
"Kami juga akan meminta pengguna untuk mengatur ulang password mereka," ia menambahkan.