TRIBUNNEWS.COM – Minggu lalu, Google mengumumkan aplikasi Android bakal bisa dijalankan di laptop Chrome buatannya yang berbasis Linux.
Langkah Google tersebut oleh pendiri Linux, Linus Torvalds, dikatakan bisa menjadi ancaman bagi laptop-laptop lain, termasuk Apple Mac dan Microsoft Windows.
Di Amerika Serikat (AS) sendiri, menurut data yang dirilis oleh IDC, pengiriman laptop berbasis Chrome OS sudah mengalahkan laptop berbasis Mac sepanjang kuartal pertama 2016 lalu.
Jumlahnya mencapai 2 juta unit laptop Chromebook dari gabungan tiga vendor yang merilisnya, yaitu Dell, HP, dan Lenovo. Laptop berbasis Mac sendiri hanya berkisar 1,7 juta unit pengiriman.
"Mungkin sudah saatnya guyonan tentang 'tahunnya Linux Desktop' itu kita hentikan," kata Torvalds merujuk pada guyonan yang selalu dilontarkan karena OS Linux tak kunjung-kunjung menguasai pasar sistem operasi.
Lalu apa yang membuat laptop Chromebook menjadi ancaman bagi laptop berbasis Windows?
Dikutip dari ZDNet, Senin (23/5/2016), Chrome OS ini mudah dipelajari, tak seperti OS Mac yang menjadi salah satu alternatif Windows yang sedikit lebih rumit.
"Kalau Anda bisa memakai browser, Anda bisa menggunakan Chromebook," kata Steven J. Vaughan-Nichols dari ZDNet.
Ditambahkan Steven, dengan semakin banyaknya aplikasi desktop yang bertransformasi menjadi layanan berbasis awan (cloud) di Chromebook.
Kemudian harga yang lebih murah, dan keamanan yang lebih baik, menjadi beberapa keunggulan Chromebook dibanding Windows.
Aplikasi menjadi penentu
Windows tidak bisa dipungkiri memang masih menjadi sistem operasi populer.
Sebanyak 90 persen orang masih menggunakannya. Windows juga memiliki lebih banyak aplikasi.
Namun demikian, Google yang berencana membawa mayoritas aplikasi Android ke Chrome OS bakal menjadi tantangan bagi Microsoft.