TRIBUNNEWS.COM – Dua minggu lalu, muncul berita tentang seorang pria asal Selandia Baru yang rela berhenti dari pekerjaannya demi berpetualang memburu monster dalam game Pokemon Go.
Kini, giliran seorang ibu guru di Inggris melakukan hal serupa.
Laporan dari Android Headlines, Selasa (26/7/2016) menyebutkan bahwa sang guru privat bernama Sophia Pedraza itu berhenti mengajar demi mencari Pokemon.
Pedraza rupanya tergiur dengan potensi uang yang bisa didapat dengan menjual akun berisi Pokemon.
Sekali jual, akun berisi koleksi Pokemon level tinggi bisa menghasilkan duit hingga 1.000 dollar AS atau lebih dari Rp 13 juta. Ada juga jasa “joki” alias memainkan akun milik orang lain.
“Saya mengunduhnya, lalu segera menyadari bahwa game ini bisa dipakai untuk mencari uang,” ujar Pedraza, wanita 26 tahun yang berpenghasilan 2.000 Poundsterling (Rp 34 juta) per bulan semasa menjadi guru privat.
Untuk memfasilitasi niatannya menjadi “joki”, Pedraza yang mengaku bisa bermain Pokemon Go selama 18 jam sehari ini berencana membeli beberapa ponsel tambahan.
Nantinya dia bakal menjalankan game Pokemon Go dengan akun-akun berbeda di ponsel-ponsel tersebut secara simultan.
Jual-beli akun atau jasa seperti yang direncanakan oleh Pedraza sebenarnya tidak dibenarkan oleh Niantic sleaku pembuat game Pokemon Go.
Namun, hal semacam ini sebenarnya lumrah terjadi pada game online dengan sistem peningkatan karakter secara bertahap.
Pokemon Go pun tak terkecuali. Belakangan para penjual akun atau jasa Pokemon Go mulai banyak bermunculan di internet.