TRIBUNNEWS.COM - Samsung menunjuk pabrik asal China, Amperex Technology Limited (ATL), untuk memproduksi baterai Galaxy Note 7 versi perbaikan (revisi).
Penujukan ini sekaligus sebagai solusi sementara untuk mengatasi kebutuhan baterai setelah Samsung me-recall 2,5 juta Galaxy note 7 dari pasar.
Sumber dalam industri menyebutkan bahwa ATL saat ini sudah menerima pesanan untuk menambah pasokan baterai Galaxy Note 7.
Pasokan baterai Galaxy Note 7 oleh ATL kemungkinan akan bertahan selama beberapa waktu mendatang.
“Kemungkinan situasi ini akan bertahan dua hingga tiga kuartal ke depan (6-9 bulan), hingga tidak ada masalah permintaan lagi,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya itu, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (15/9/2016).
Samsung dan ATL telah dimintai komentarnya terkait pasokan baterai ini, namun keduanya bungkam. Begitu juga dengan TDK Corp, perusahaan induk ATL, menolak berkomentar.
ATL sendiri kini juga terdaftar sebagai penyedia baterai untuk berbagai perangkat genggam buatan Apple, pesaing Samsung.
Untuk sekitar awal bulan September ini Samsung menunda penjualan ponsel Galaxy Note 7 dan memutuskan menariknya dari peredaran di seluruh negara.
Alasan penarikan tersebut karena terjadi sejumlah kasus ledakan dan kebakaran akibat desain baterai yang bermasalah.
Seiring dengan proses recall yang berlangsung, Samsung telah mengidentifikasi masalah baterai Galaxy Note 7 itu dan membuat perbaikannya.
Kini, demi mengejar jadwal penjualan yang tertunda, Samsung menggenjot kapasitas produksi baterai Galaxy Note 7 versi revisi tersebut, salah satunya adalah merangkul pabrikan baru.